Pages

12 April 2011

Berusaha Memiliki Mata Batin yang Tajam


Rajawali termasuk dalam kelompok unggas, sama halnya dengan ayam. Namun, mengapa kita tidak pernah mendengar istilah rabun rajawali? Karena Rajawali memiliki pandangan mata yang sangat tajam. Menurut riset, rajawali memiliki pandangan 8 kali lebih tajam daripada pandanagan manusia normal. Karena itu, tidak heran kalau dari tempat yang tinggi sekalipun, seekor rajawali tetap mampu melihat mangsa yang jauh di bawahnya.

Mungkin Anda pernah dengar kisah seorang perenang yang di akhir perjuangannya untuk mencapai garis finish, tidak berhasil. Ia menyerah di tengah cuaca dingin dan kabut sedemikian pekat, sehingga menutupi pandangannya. Padahal, sebenarnya, hanya tinggal dua mil saja, dia akan mencapai garis finish. Sangat disayangkan bukan?

Apa yang membuat perenang itu berhenti? Faktor utama tentu bukan karena kedinginan. Tetapi karena pandangannya yang kabur. Ia tidak bisa melihat daratan yang sesungguhnya di depan mata. Seandainya waktu itu ia bisa melihat daratan, tentu ia akan memecahkan rekor tersebut.

Yang kemudian ia peroleh dari perjuangannya yang berat itu adalah rasa kecewa. Ia tidak bisa merebut hadiah yang banyak sebagai juara satu. Kabut menjadi penghalang baginya. Akibatnya, ia mesti melepaskan keinginannya untuk meraih prestasi tinggi.

Sahabat, dalam hidup ini ada orang yang mesti mengalami hal-hal yang mengecewakan. Mengapa terjadi demikian? Karena orang tidak memiliki mata batin yang tajam seperti mata rajawali. Akibatnya, ketika ada rintangan-rintangan yang datang menghadangnya, orang berhenti berjuang. Orang merasa tidak mampu untuk melanjutkan perjuangan hidupnya.

Tentu saja situasi seperti ini kurang menguntungkan bagi hidup ini. Semestinya orang mampu membangun hidup berdasarkan mata batinnya yang tajam. Mata batin itu digunakan untuk menganalisa berbagai hal yang membantu seseorang untuk menjalani hidup ini dengan lebih baik. Mata batin itu berfungsi untuk membantu seseorang dalam membahagiakan hidupnya.

Karena itu, sebagai orang beriman, kita mesti terus-menerus mengasa mata batin kita. Tujuannya agar kita memiliki mata batin yang tajam dalam menganalisa berbagai peristiwa dalam hidup ini. Dengan mata batin yang tajam itu, kita mampu menjalani hidup ini dengan baik. Kita dapat memiliki pandangan yang tajam tentang hidup ini. Hidup ini tidak hanya sekedar untuk ada. Namun hidup ini mempunyai tujuan yang mulia. Hidup ini mempunyai tujuan untuk menemukan kebahagiaan.

Mari kita berusaha memiliki mata batin yang tajam. Dengan demikian, hidup menjadi lebih bermakna bagi kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


652

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.