Pages

08 April 2011

Membangun Hidup Bersama yang Harmonis



Oktober tahun 2009 dunia digemparkan oleh perselingkuhan Tiger Woods, sang maestro golf dunia. Akibatnya, namanya terpuruk. Sang istri pun meninggalkannya, pulang ke kampung halamannya di Swedia. Hidup berkeluarga pun diambang kehancuran bagi Woods dan istrinya, Elin. Keduanya saling menjauh. Tidak ada lagi komunikasi yang mesra dan harmonis. Yang ada adalah hati yang panas dari kedua belah pihak.

Keutuhan rumah tangga Elin-Woods terancam perceraian akibat skandal seks Woods yang juara 14 turnamen golf utama dunia ini. Siapa mengira di balik penampilannya yang memukau itu, Woods melakukan sesuatu yang sangat memalukan dan meruntuhkan kariernya.

Baru-baru ini Tiger Woods akhirnya memutuskan menjalani program rehabilitas di Klinik Rehabilitas Seks di Hattiesburg, Mississippi, Amerika Serikat. Ia ingin terbebas dari kungkungan dosa seksual. Ia ingin kembali hidup normal seperti kebanyakan orang. Ia tidak ingin terbelenggu oleh skandal yang mematikan kariernya itu.

Dalam situasi seperti itu, sang istri datang mengunjunginya. Rupanya hatinya terketuk oleh penderitaan sang suami. Elin sebenarnya berasal dari keluarga yang broken home. Orangtuanya bercerai ketika ia masih kecil. Sebuah sumber mengatakan, Elin tidak ingin keluarga yang dibangunnya itu tercerai berai pula. Sumber itu mengatakan, ”Itu sebabnya Elin akan berusaha menyatukan kembali keluarganya, sekalipun harus hidup bersama Woods sebagai dua teman dan bukan sepasang kekasih.”

Berita terakhir mengatakan, kedua pasangan ini memutuskan untuk berpisah.

Sahabat, keutuhan keluarga mesti senantiasa dipertahankan. Mengapa? Karena dari keluarga itu mengalir cinta kasih yang dalam bagi para anggotanya. Anak-anak yang dibesarkan dalam suasana cinta kasih akan menemukan hidup yang riang gembira. Mereka tidak tertekan oleh ketakutan-ketakutan, karena orangtua sering bertengkar dan tidak harmonis.

Keluarga yang berantakan sering mewariskan hal-hal yang negatif kepada anak-anak. Mereka menjadi orang-orang yang mudah curiga terhadap orang lain. Mereka gampang emosi, karena kejiwaan mereka yang kurang stabil. Akibat lanjutnya adalah anak-anak seperti ini mudah berbuat nekat.

Karena itu, orang beriman diajak untuk senantiasa membangun hidup berkeluarga yang rukun dan harmonis. Tentu saja hal ini tidak gampang. Ada banyak tantangan dan rintangan yang mesti dihadapi. Namun kalau orang tetap setia satu sama lain, orang akan dapat membangun suatu hidup yang lebih harmonis.

Untuk itu, kunci utama yang mesti selalu dipegang adalah mengandalkan cinta kasih dalam hidup bersama. Orang yang memiliki cinta kasih yang besar akan senantiasa mendahulukan kedamaian dan keharmonisan dalam hidup berkeluarga. Dibutuhkan hati yang terbuka satu sama lain untuk saling memaafkan di kala ada kesalahan yang dilakukan dalam hidup bersama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


650

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.