Seorang anak kecil berlari masuk ke dalam rumah setelah bermain-main di tempat becek. Ibunya bertanya kepada anak itu apa yang ada di tangan kanannya. Dengan santai anak itu menjawab, “Bu, yang ada di tangan kananku hanyalah lumpur kotor. Tadi waktu bermain-main tanganku memegang lumpur.”
Ibunya bertanya dengan cara bagaimana anaknya itu akan membersihkan tangannya yang kotor penuh lumpur itu. setelah berpikir sejenak, anak itu menjawab, “Ah, itu gampang. Aku akan pakai tangan kiriku untuk membersihkan tangan kananku yang kotor ini.”
Dengan segera ia melakukan apa yang ia katakan. Tangan kirinya berusaha keras membersihkan tangan kanannya. Tetapi apa yang terjadi? Bukannya bersih, melainkan justru kedua tangannya menjadi kotor oleh lumpur.
Dalam hidup ini banyak orang berpikir dan melakukan hal yang sama yang dilakukan anak kecil itu. Banyak pejabat publik tahu dan sadar bahwa korupsi itu dosa. Manipulasi itu tidak baik. Mereka mengerti kalau mereka melakukan tindakan korupsi, penjara telah menanti kedatangan mereka. Banyak orang tahu dan sadar bahwa menjual, mengedarkan dan menggunakan narkoba itu hukumannya sangat berat. Tetapi mereka masih tetap melakukannya.
Ada prinsip aji mumpung. Mumpung lagi enak dan tidak ketahuan, orang melakukan hal-hal yang tidak senonoh dan jahat. Mereka tahu kalau ketahuan, mereka akan dihukum dengan berat. Tetapi itu tadi, mumpung belum ketahuan, berbuat dulu. Ini kan berarti orang sedang memasukkan diri ke dalam pencobaan. Tahu bahwa di depannya itu ada jurang yang menganga lebar, tetapi orang masih saja nekad untuk terus berjalan.
Hal seperti ini yang mesti diwaspadai. Orang mengatakan bahwa hidup ini adalah trial and error. Orang mesti berani melakukan kesalahan dalam hidupnya untuk sampai pada kebenaran. Tetapi tidak berarti orang boleh memasukkan diri ke dalam kejahatan yang jelas-jelas sudah ada di depan matanya.
Untuk itu, dibutuhkan suatu kesadaran yang terus-menerus tentang makna kehidupan ini. Orang beriman itu mesti berani menghadapi berbagai tantangan dan resiko dalam hidupnya. Tetapi orang beriman itu tidak perlu memasukan diri ke dalam kejahatan. Bahkan orang beriman mesti berusaha untuk keluar dari lingkup kejahatan yang sedang membelenggunya.
Kisah tadi mau menunjukkan kepada kita bahwa kita mesti semakin bijaksana dalam hidup ini. Hidup ini begitu indah. Karena itu, janganlah membuat hidup yang indah ini mubazir. Janganlah membiarkan hidup yang begitu indah ini lenyap begitu saja hanya karena nikmatnya melakukan dosa dan kejahatan.
Dosa itu membuat orang tergiur dan nikmat. Tetapi kenikmatan yang dirasakan itu hanya sesaat. Selebihnya adalah penderitaan yang berkepanjangan. Mari kita berusaha untuk melepaskan diri dari dosa dan kejahatan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
140
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.