Pages

30 Maret 2011

Menukik ke dalam Batin untuk Pecahkan Persoalan

Seorang suami punya masalah dengan istrinya. Ia merasa bahwa istrinyalah sumber segala masalah. Karena itu, ia pergi berkonsultasi kepada seorang konsultan spiritual. Ia tidak ingin kehilangan istrinya. Ia sangat mencintainya. Ia tidak mau keluarganya berantakan. Ia mau agar keluarganya tetap harmonis seperti keluarga-keluarga lain di tetangganya.

Kepada penasihat spiritual itu, lelaki itu bertanya, “Apa yang harus saya lakukan untuk menjaga keutuhan keluarga saya?”

Konsultan spiritual itu menasihatinya agar ia lebih mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Menurutnya, suami itu hidup seperti orang yang tidak beriman. Ia tidak pernah berdoa dan menjalankan kewajibannya sebagai orang beriman.

Lantas konsultan spiritual itu berkata, ”Bicaralah masalah yang Anda hadapi dengan istri Anda. Mungkin dia mau membuka dirinya. Mungkin dia mau menceritakan persoalan yang dihadapinya.”

Suami itu pulang ke rumahnya. Ia melakukan apa yang disarankan oleh konsultan spiritual itu. Ia banyak merenung dan berdoa. Ia berusaha mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Situasi itu membuat suasana hidupnya berubah. Ia menjadi seorang suami yang lebih pengertian. Ia berusaha untuk lebih lembut terhadap istrinya.

Melihat perubahan situasi itu, istrinya penasaran. Ia berusaha untuk mengimbangi suasana batin suaminya. Hasilnya, keluarga itu kembali harmonis. Kebahagiaan semakin tumbuh di dalam keluarga itu.

Sahabat, dalam hidup ini persoalan-persoalan selalu saja terjadi. Banyak orang lalu menyalahkan orang lain atas persoalan yang dihadapi. Atau menyalahkan situasi-situasi di luar dirinya. Padahal belum tentu orang lain yang salah. Belum tentu yang menyebabkan persoalan atas dirinya itu situasi di luar dirinya.

Kisah tadi mengatakan kepada kita bahwa situasi pribadi seseorang dapat menyebabkan orang itu punya masalah. Ternyata masalah itu ada di dalam diri orang itu. Bukan di luar dirinya. Baru setelah ia mampu berefleksi diri, persoalan-persoalan itu bisa diatasi.

Mengubah diri menjadi hal utama dalam memecahkan persoalan yang terjadi. Orang mesti mampu memiliki suatu kepekaan terhadap situasi pribadinya. Kepekaan itu dapat membantu seseorang mengubah sikap hidupnya yang membahagiakan bagi semua orang yang hidup di sekitarnya.

Sebagai orang beriman, kita mesti berani menukik ke dalam batin kita untuk menemukan persoalan yang sesungguhnya. Mempersalahkan orang lain atas persoalan yang kita hadapi hanya membuang-buang energi. Menyalahkan situasi di luar diri kita hanyalah suatu usaha mengalihkan persoalan. Hasilnya tidak akan membantu kita untuk memecahkan persoalan-persoalan yang kita hadapi.

Mari kita berusaha untuk merefleksikan diri kita, ketika suatu persoalan melanda hidup kita. Dengan demikian, kita akan menemukan sukacita dan bahagia bagi diri sendiri dan orang lain. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

644

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.