Pages

15 September 2009

Makna Kejujuran dalam Hidup


Suatu hari seorang anak gembala menggembala ternaknya di padang tepi sebuah hutan. Beberapa lama kemudian ia merasa bosan, karena padang itu sunyi. Dia kemudian berpikir untuk membuat sebuah lelucon. Lalu ia berteriak, "Serigala… Serigala ... Seekor serigala menyergap dombaku! Tolong..!"

Dia yakin orang-orang dari desa terdekat, jika mendengar teriakannya, akan segera datang memberi bantuan dan itu akan mengusir kebosanannya. Benar, teriakannya menarik perhatian penduduk desa. Mereka segera datang bersenjatakan tongkat dan pentung, siap untuk menghalau serigala.

"Di mana serigalanya?" tanya mereka ketika mereka tidak melihat seekor serigala pun.

Anak gembala itu spontan menjawab, "Oh, tidak ada serigala! Saya hanya melucu saja." Ia tertawa terbahak-bahak.

Dengan marah, seorang penduduk desa berkata, "Tidak bisa melucu seperti ini!" Mereka kemudian pergi sambil bersungut-sungut.

Akan tetapi si anak gembala melakukan hal yang sama untuk kedua dan ketiga kalinya. Penduduk desa yang marah itu sampai mengancam akan memukulnya, jika dia berkata yang tidak benar lagi.

Suatu hari seekor serigala benar-benar memangsa domba-dombanya. Anak gembala itu berteriak minta tolong, tetapi sia-sia. Para penduduk desa berpikir bahwa itu hanya lelucon. Akibatnya, serigala berhasil membawa lari seekor domba miliknya dan anak gembala itu pun sangat sedih.

Kejujuran ternyata masih diperlukan di jaman sekarang ini. Pembangunan bangsa dapat berjalan dengan baik kalau ada kejujuran. Sekarang ini sebenarnya begitu banyak orang mempertanyakan kejujuran dari para pemimpin bangsa baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Pasalnya adalah begitu maraknya korupsi yang terjadi di berbagai lembaga negara kita.

Ketidakjujuran yang terjadi dengan adanya korupsi, kolusi dan nepotisme itu mesti dibayar mahal oleh masyarakat bangsa ini. Ada begitu banyak anggota masyarakat yang mesti menangis pilu, karena lilitan kemiskinan dalam hidup mereka. Gizi yang tidak cukup telah menyebabkan busung lapar dari anak-anak bangsa ini. Kalau hal seperti ini selalu terjadi akan berkibat buruk bagi kelangsungan generasi masa depan bangsa ini.

Kita akan memiliki suatu generasi penerus bangsa yang lemah dalam berbagai segi kehidupan. Mengapa? Karena terjadi kebohongan demi kebohongan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita telah menciptakan kecurigaan demi kecurigaan terhadap diri kita sendiri. Siapa yang mau percaya kepada kita, kalau kita mendasarkan hidup kita di atas kebohongan?

Kisah anak gembala tadi menjadi inspirasi sederhana bagi kita. Berkata yang benar masih sangat dibutuhkan di jaman sekarang ini. Kalau kita berkata jujur, kita tidak akan mengalami kesia-siaan dalam perjalanan hidup kita.

Karena itu, sebagai orang beriman kita mesti senantiasa berusaha untuk jujur baik dalam kata maupun perbuatan. Orang yang jujur itu dikasihi oleh Tuhan. Orang yang jujur itu akan mendapatkan rahmat berlimpah dari Tuhan. Mari kita tetap bertahan dalam kejujuran dan kebenaran. Hanya dengan cara ini, kita akan mengalami sukacita dan damai dalam hidup kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
167

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.