Masa kecil Walt Disney ternyata tidak seceria kisah-kisah kartun yang digagasnya. Elias, ayahnya, sering gonta-ganti pekerjaan, tetapi lebih banyak gagalnya sehingga ekonomi keluarga mereka morat-marit. Selain itu, ayahnya pelit menunjukkan kasih sayang, sehingga anak-anaknya segera meninggalkan dia begitu mendapat kesempatan.
Si bungsu Walt Disney juga demikian. Ketika berusia 16 tahun, ia bergabung dengan Korps Ambulans Palang Merah selama Perang Dunia Pertama. Ia juga sempat bekerja di redaksi surat kabar, tetapi ia dipecat karena dianggap kurang kreatif. Kemudian, ia menjadi artis komersial di Kansas City, USA. Di sinilah ia mulai mengenal animasi. Antara 1926-1928 Disney memproduksi serial kartun Oswald the Rabbit untuk Universal Pictures.
Pada awal 1928, Disney mulai memperkenalkan tokoh kartunnya yang paling populer, Mickey Mouse, dalam film kartun Plane Crazy. Mickey Mouse mendapat banyak pujian karena dipandang menggambarkan semangat Amerika yang tidak pernah menyerah.
Tahun 30-an, Disney merangkul Technicolor untuk membuat film berwarna. Film berwarna pertama Disney adalah Flowers and Trees (1932). Meskipun ia bukan pembuat film animasi yang baik, ia membuktikan dirinya sebagai pembuat lelucon dan penyunting cerita kelas wahid. Dengan anggota tim artis-artis muda yang bersemangat, tim Disney berkembang dalam teknik dan ekspresi.
Film panjangnya yang pertama, Snow White and Seven Dwarfs, semula diragukan banyak orang karena dianggap naif dan sentimentil. Namun, ternyata publik menerima film ini dengan baik. Sampai berpuluh-puluh tahun kemudian, film ini terus ditonton orang. Disney terus melakukan eksplorasi teknik dalam film-film berikutnya. Dua filmnya: Pinochio yang gelap dan brilian dan Fantasia yang ambisius sangat kaya dengan inovasi teknik.
Perjuangan Walt Disney dalam kisah di atas sangat menarik. Ia tidak mau menyerah begitu saja pada keadaan. Ia berusaha bangkit dari kegagalan hidupnya. Satu hal yang juga menarik adalah ia tidak mau menyalahkan siapa-siapa dalam hidupnya. Ia berusaha untuk menerima kenyataan hidupnya dan berusaha memperbaiki hidupnya.
Hanya dengan cara seperti inilah orang akan mampu bangkit dari keterpurukan hidupnya. Untuk itu, orang mesti belajar terus-menerus untuk memperbaiki hidupnya. Orang tidak boleh berhenti melakukan inovasi dalam hidupnya.
Banyak rintangan dan tantangan yang kita hadapi dalam dunia ini. Apalagi di jaman serba sulit seperti sekarang ini. Apapun rintangan dan tantangan yang kita hadapi, kita mesti tetap berusaha untuk berjuang terus. Hanya dengan cara ini, kita akan menemukan kebahagiaan dalam hidup kita. Tuhan senang pada orang yang berani untuk menghadapi rintangan dan tantangan.
Namun Tuhan tidak pernah tinggal diam. Tuhan selalu membantu umat-Nya. Tuhan tidak pernah melupakan umatNya berjuang sendiri. Ia akan selalu membantu umatNya. Karena itu, sebagai orang beriman, kita mesti menanamkan dalam diri kita bahwa berusaha terus-menerus bersama Tuhan akan membahagiakan hidup kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB. 164
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.