Pages

19 September 2009

Hidup itu Berharga


Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup bersama beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita. Dokter menemukan bayi kembar dalam rahimnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan dan mungkin bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi demi sang ibu dan bayi laki-lakinya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuan mereka, meski mereka juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-laki.

"Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak," kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya di balik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian.

Dalam hidup ini keyakinan akan penyertaan Tuhan mesti selalu dipupuk. Pasalnya, ketika orang salah mengambil keputusan akibatnya akan fatal bagi hidup. Orang tidak bisa begitu saja memutuskan sendiri atas sesuatu hal yang sangat penting. Apalagi hal itu berkenaan dengan kehidupan manusia.

Kisah di atas menunjukkan bahwa kasih sayang terhadap kehidupan itu mesti selalu didahulukan dalam hidup ini. Penghargaan terhadap kehidupan mesti di atas segala-galanya bagi orang yang beriman kepada Tuhan. Karena itu, setiap kali orang menghadapi persoalan dalam kehidupan ia mesti terus-menerus memperjuangkan kehidupan itu.

Bagi orang beriman, kehidupan itu mesti selalu diperjuangkan sejak dalam kandungan. Memperjuangkan kehidupan berarti menerima Tuhan sebagai pemberi kehidupan itu. Tuhan begitu sayang kepada manusia dengan memberi kehidupan baru bagi keluarga-keluarga. Untuk itu, orang beriman mesti mensyukuri pemberian Tuhan itu. Tuhan tidak menuntut kita dengan lantang mengucapkan terima kasih kepadaNya. Tuhan hanya mengharapkan kita memberi kesempatan hidup kepada setiap makhluk yang diciptakannya. Apalagi manusia yang merupakan ciptaan tertinggi dari yang Kuasa.

Mari kita perjuangkan kehidupan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Kita biarkan Tuhan senantiasa menguasai hidup kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.



171

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.