Pages

10 Mei 2010

Memaknai Peristiwa-peristiwa Sederhana



Ada seorang bapak yang sudah lama menderita sakit kusta. Penyakit itu datang ketika ia masih berusia 21 tahun, tiga tahun setelah menikah. Ia ingin sekali disembuhkan, entah dengan cara apa pun. Suatu hari datang ke kotanya seorang tabib yang terkenal dengan penyembuhan-penyembuhan yang sangat sederhana. Misalnya, ada orang yang bisa dia sembuhkan hanya dengan minum air putih yang diberikan kepadanya.

Bapak yang menderita kusta itu pun datang ke tempat praktek tabib itu. “Pak Tabib, apa Anda bisa menyembuhkan sakit saya?” tanya bapak itu.

Jawab tabib itu, “Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Kalau Tuhan menghendaki Anda sembuh, Anda pasti bisa sembuh.”

Bapak itu tidak begitu saja percaya kepada tabib itu. Pasalnya, sudah berbagai obat ia gunakan untuk menyembuhkan penyakitnya. Tetapi hingga sekarang belum terjadi perubahan apa-apa pada dirinya. Segala nasihat sudah ia ikuti, tetapi penyakitnya tetap ada.

Namun dalam keraguan itu, ia bertanya lagi,” Jadi apa yang harus saya lakukan?”

“Untuk penyakit bapak, bapak cukup tujuh kali mandi di sungai di belakang rumah bapak,” jawab tabib itu.

“Sesederhana itu? Mana mungkin! Saya tidak percaya,” seru bapak itu.

Istri bapak yang duduk di sampingnya menariknya keluar tempat praktek tabib itu. “Pak, kenapa bapak berkata begitu? Bapak semestinya mengikuti petunjuk tabib itu,” kata istrinya.

“Ah, sudahlah. Itu hanya omong kosong murahan. Sudah begitu banyak uang yang kita habiskan untk penyakit saya. Lalu datang petunjuk murahan seperti itu kamu percaya?” kata bapak itu dengan wajah yang penuh marah.

Istrinya terus-menerus memberi pengertian kepadanya. Ia terus-menerus membujuknya. “Pak, kalau tabib itu menyuruhmu untuk melakukan sesuatu yang jauh lebih sulit, bapak akan buat juga kan? Karena itu, seharusnya bapak melaksanakan nasihat yang sangat sederhana itu,” kata istrinya.

Bapak itu masih ragu-ragu. Berulang kali ia menggeleng-gelengkan kepalanya. “Kalau bapak mandi di sungai itu dan tidak sembuh toh tidak apa-apa. Tidak ada biaya yang kita keluarkan untuk itu, pak. Itu perbuatan yang sangat sederhana. Yang dibutuhkan hanyalah kepercayaan, pak,” kata istrinya, meyakinkan suaminya.

Suaminya menyerah. Ia melakukan nasihat tabib itu. Setelah tujuh kali mandi di sungai itu, ia menjadi sembuh.

Seringkali hal yang sederhana dalam hidup kita berlalu begitu saja. Padahal hal-hal seperti itu sering berguna bagi perjalanan hidup kita. Yang dibutuhkan dari diri seseorang adalah keyakinan pada apa yang ia lakukan. Keyakinan itu dapat menyembuhkan hati orang yang sedang sedih. Keyakinan itu dapat membebaskan orang dari penyakit yang sudah puluhan tahun dideritanya.

Dari kisah tadi kita diajak untuk memaknai hal-hal atau peristiwa-peristiwa sederhana yang kita jumpai dalam hidup kita. Ada begitu banyak pengalaman sederhana yang sering berlalu begitu saja dari hadapan kita. Karena itu, mari kita bawa pengalaman sederhana itu dalam hidup kita. Biarlah pengalaman-pengalaman itu menjadi kekuatan baru bagi hidup kita besok. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

373


Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.