Ada seorang teman saya yang suka sekali belajar sesuatu yang baru. Ia suka bertanya, kalau ada hal baru. Ia juga suka mencoba sesuatu yang baru. Kadang-kadang orang yang baru mengenalnya dibuatnya kesal. Habis, dia nanya-nanya terus. Namun kalau sudah lama mengenalnya, teman saya ini orang yang menyenangkan.
Yang menarik dari diri teman saya ini adalah dia tidak merendahkan orang lain. Justru dia sangat menghargai orang lain. Karena itu, dia bertanya dari orang lain tentang sesuatu yang baru ia lihat atau ia temukan. Dengan begitu, dia bisa belajar sesuatu yang baru. Pengetahuannya menjadi banyak dan luas. Teman-teman saya yang lain menjulukinya sebagai kamus hidup. Ditanya apa saja, dia bisa menjawab. Hal itu terjadi, karena dia memiliki kemampuan untuk terus-menerus belajar.
Orang yang mau belajar sesuatu yang baru itu orang yang tetap terbuka terhadap perkembangan dan kemajuan jaman. Kalau orang tidak mau belajar lagi, itu berarti orang sudah berada di ambang kematian.
Ada tiga hal yang dapat mengajar kita untuk terus-menerus belajar. Pertama, pengamatan. Kita menggunakan indra-indra kita untuk mengamati alam dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Mengamati itu berarti kita memandang lama terhadap sesuatu atau suatu peristiwa. Kita memandang dengan teliti dan merefleksikannya.
Kedua, kita dapat belajar tentang kehidupan lewat penderitaan. Sakit dan derita tidaklah negatif atau positif. Setiap perkembangan selalu mengandung rasa sakit dan derita dalam prosesnya. Karena itu, sakit dan derita itu bagian hidup yang nyata. Orang tidak perlu menghindari sakit dan derita. Yang dituntut adalah orang mesti berani menghadapinya.
Ketiga, kekeliruan. Orang mengatakan bahwa kekeliruan itu bukan suatu malapetaka yang sangat besar. Tetapi kekeliruan itu membuka jalan menuju kesempurnaan. Kekeliruan itu batu loncat untuk lebih cepat menjadi rendah hati dan menjadi penuh belas kasihan terhadap orang lain (sesama).
Kita dapat bertanya kepada diri masing-masing, apakah saya berani untuk belajar terus-menerus dari peristiwa-peristiwa hidup saya? Ataukah saya lebih suka mencari yang enak dengan menghindari kesulitan dalam hidup? Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
393
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.