Ada seorang guru bijaksana yang bertanya kepada murid-muridnya tentang akhir suatu hari dan awal suatu hari. Dalam keheningan, ia bertanya, “Bagaimana kalian dapat mengatakan kapan malam berakhir dan kapan mulai hari baru?”
Para muridnya itu tertegun lalu mereka saling memandang. Tiba-tiba salah seorang muridnya menjawab, “Bukankah itu terjadi, ketika engkau melihat seekor binatang di kejauhan dan tidak dapat membedakan entah itu seekor domba atau sapi?”
Dengan singkat, guru bijaksana itu menjawab, “Tidak!”
Para muridnya agak bingung. Mereka saling memandang. Lalu salah seorang lain lagi menjawab, “Bukankah itu terjadi, ketika engkau melihat sebatang pohon di kejauhan dan dapat mengatakan bahwa itu pohon mangga atau pohon durian?”
Dengan tegas dan jelas, guru bijaksana itu menjawab, “Tidak!”
Para murid semakin bingung. Setiap jawaban yang mereka berikan selalu salah. Lantas salah seorang murid yang lain lagi berkata, “Kalau begitu kapan, guru?”
Dengan bijaksana guru itu menjawab, “Ketika engkau memandang wajah seorang pria atau wanita dan melihat mereka sebagai saudara atau saudarimu. Sebab jika engkau tidak dapat berbuat demikian, tidak peduli kapan saat itu, maka itulah malam bagimu.”
Hari itu para murid mendapat suatu pelajaran baru tentang siapa sesama mereka. Mereka menyimpan pelajaran itu baik-baik. Suatu saat mereka mesti mempraktekkan pelajaran itu.
Setiap saat kita berjumpa dengan sesama di sekitar kita. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Ada sesama yang kita kenal dengan baik. Ada sesama yang kurang begitu kita kenal. Ada juga sesama yang sama sekali tidak kita kenal. Mereka dapat menjadi partner yang baik dalam hidup kita. Tetapi mereka juga dapat menjadi pesaing atau kompetitor yang handal bagi kita.
Yang menarik adalah bahwa siapa pun sesama itu, mereka dapat memainkan peran-peran yang sangat membantu kita dalam pertumbuhan kepribadian kita. Mungkin ada yang memainkan peran negatif, sehingga memacu kita untuk memiliki kepribadian yang kuat. Mungkin ada yang memainkan peran positif, sehingga kita menjadi gembira dan bersukacita bersamanya.
Kisah tadi mau mengajak kita untuk bersikap baik terhadap setiap orang yang kita jumpai dalam hidup kita kapan saja. Mengapa? Karena setiap orang itu menjadi sesama yang berguna bagi kehidupan kita. Sesama itu menjadi saudara atau saudari kita. Karena itu, kita tidak perlu bertanya tentang siapa saudara atau saudari kita. Mereka yang kita jumpai dalam hidup sehari-hari itu saudara dan saudari kita. Merekalah sesama kita yang paling dekat.
Setiap hari kita berjumpa dengan begitu banyak orang. Mereka semua memainkan peranan masing-masing. Ada dari peran itu berguna bagi pertumbuhan hidup kita. Mungkin ada yang tidak. Kita bersyukur atas semua itu. Kita boleh mendapatkan begitu banyak orang yang begitu baik kepada kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
394
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.