Selama berjam-jam sang ibu mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan putrinya mengenai apa yang dapat dilihatnya nanti. Mereka berdua begitu antusias hingga keduanya tidak cukup tidur. Tanpa henti, bahkan dalam kegelapan, mereka membicarakan setiap hal indah yang dapat mereka bayangkan seperti segala warna, bentuk dan keindahan.
Akhirnya, saatnya tiba. Mata gadis itu telah cukup kuat untuk dapat melihat ke luar jendela. Ia berdiri di jendela itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Di luar jendela taman bunga yang indah telah menyambutnya. Ada bunga bakung merah bergaris putih yang sedang merekah berdiri anggun seolah ingin menyapa ‘selamat datang’ kepada gadis itu. Ada kelinci berwarna-warni yang berseliweran di sekitar taman itu. Ada rumput hijau yang bergoyang-goyang di tiup angin pagi. Lantas evorbia yang memenuhi pinggir jalan setapak di taman itu dengan warna-warninya. Gadis itu membiarkan warna-warni indah itu menerobos matanya yang baru itu.
Beberapa saat kemudian gadis itu menoleh kepada ibunya yang sedang tersenyum bahagia melihatnya. Air mata mengalir membasahi pipi gadis itu. Ia tersenyum kepada ibunya dan berkata, “Oh, ibu. Mengapa tidak engkau katakan bahwa semuanya akan begini indah?”
Ibunya memeluknya dalam keharuan lalu berkata, “Anakku, ibu sengaja membiarkan engkau merasakan sendiri betapa indahnya hidup ini. Dan seperti itulah kehadiran Tuhan bagimu.”
Manusia sering terjebak dalam pandangannya sendiri tentang kehidupan dan sesama di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan dan sesama itu bisa menjadi ancaman bagi hidupnya. Manusia merasa bahwa hanya dirinya yang dapat mempengaruhi kehidupan itu. Ternyata tidak. Ada begitu banyak unsur yang memberi pengaruh terhadap kehidupan seseorang. Ada unsur dari luar yang begitu kuat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Karena itu, orang mesti terbuka terhadap setiap pengaruh jaman ini. Orang tidak bisa menganggap diri buta terhadap dunia sekitarnya. Dunia ini menyiapkan berbagai hal positif yang dapat digunakan untuk kehidupan manusia.
Setiap hari kita telah menyaksikan banyak hal baik dalam kehidupan kita. Ada seorang suami yang mendapat perhatian yang begitu mesra dari istrinya. Ada seorang istri yang begitu bahagia digandeng oleh suaminya. Ada anak-anak yang bergembira ria karena orangtua mereka begitu bahagia.
Mungkin ada juga hal-hal negatif yang kita alami. Tetapi tentu saja itu hanyalah setitik debu yang mengotori sepatu kita. Karena itu, mari kita bersyukur kepada Tuhan atas semua pengalaman yang indah dan baik itu. Biar Tuhan sendiri yang memberikan berkatNya untuk kita, agar kita mengalam hidup yang damai. Tuhan membekati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
385
385
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.