Seorang perempuan terjebak dalam badai yang menakutkan di tengah samudera. Ketika itu ia sedang melakukan suatu perjalanan. Ribuan penumpang ada di kapal itu. Dalam kondisi seperti itu, perempuan itu berusaha menghibur anak-anak yang berlayar bersamanya agar tidak panik. Caranya ialah ia menceritakan kepada mereka kisah-kisah yang menarik. Anak-anak itu begitu tertarik kepada cerita-ceritanya, sehingga mereka lupa bahwa mereka sedang dihantam badai yang hebat.
Setelah mereka selamat, kapten kapal itu mendekati perempuan itu. Rupanya selama di perjalanan ia memperhatikan perempuan bersama anak-anak itu.
Kapten itu bertanya, “bagaimana Anda dapat tetap tenang ketika semua orang takut kalau kapal ini akan tenggelam?”
Saat perempuan itu mengangkat wajahnya, kapten kapal itu menemukan kedamaian dan ketenangan di matanya. Perempuan itu telah mempertahankan hal itu sepanjang perjalanan di atas kapal itu.
“Saya punya dua putri. Seorang tinggal di Bali dan seorang lagi tinggal di surga. Di atas kapal itu saya tahu bahwa dalam waktu beberapa jam saya akan bertemu dengan salah seorang dari mereka. Siapa yang akan saya temui benar-benar tidak masalah bagi saya,” kata perempuan itu, menjelaskan.
Kapten itu terhenyak. Ia memandang penuh kagum terhadap perempuan itu. Ia sungguh-sungguh seorang yang beriman. Ia pasrah apapun yang akan terjadi atas dirinya. Adakah dalam dunia seperti sekarang ini kita temukan iman sebesar ini?
Dalam hidup ini orang sering kehilangan pegangan hidup. Orang merasa bahwa hidupnya terus-menerus dihantui oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Akibatnya, orang lari kepada hal-hal negatif seperti ke dunia perdukunan, perjudian, tahayul. Orang suka mencoba-coba hal-hal seperti itu. Kalau sudah tidak jalan lalu mereka frustrasi.
Mengapa semua ini mesti terjadi? Karena orang sudah kehilangan nilai-nilai luhur kehidupan. Orang menjalankan kehidupan agamanya hanya di permukaan saja. Orang tidak sampai pada transformasi nilai-nilai dan makna kehidupan yang telah diajarkan oleh agama yang dianut itu. Orang lebih suka mencari jalan pintas. Tidak peduli bahwa nilai-nilai yang diajarkan oleh agamanya membutuhkan suatu proses untuk mampu meresap ke dalam kehidupan seseorang.
Karena itu, orang beriman itu dituntut memiliki kesabaran, ketekunan, konsistensi dan keuletan dalam menghadapi berbagai persoalan hidup ini. Kita perlu bertanya diri, apakah kita sudah memiliki keempat hal ini dalam hidup sehari-hari sebagai orang beriman? Apakah kita sabar ketika menghadapi berbagai persoalan dalam hidup? Apakah kita tekun menjalankan ibadah kita ketika begitu banyak tawaran yang menggiurkan atau godaan untuk meninggalkan ibadah kita? Apakah kita punya konsistensi dalam menghayati iman kepada Tuhan, ketika ada tawaran dari dunia perdukunan, perjudian dan bentuk-bentuk tahayul lainnya? Apakah kita ulet menghidupi iman dan amal perbuatan kita bagi sesama yang kekurangan di sekitar kita?
Setiap hari kita mengalami berbagai pergolakan hidup. Ada yang bertahan dalam pergolakan itu. Ada yang cemas dan ragu-ragu apakah mau terus atau berhenti di jalan. Ada yang terpuruk lemas, karena tidak tahu jalan benar yang mesti ia lewati. Karena itu, mari kita bawa ke hadapan Tuhan. Biar Tuhan yang akan memberikan kekuatan kepada kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
384
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.