Pages

13 Desember 2010

Usaha Mewujudkan Mimpi dalam Hidup

Ada seorang pemuda yang bermimpi menjadi seorang pemimpin sebuah desa. Ia ingin menjadi seorang pemimpin yang murah hati. Ia ingin memimpin rakyatnya dengan mengandalkan cinta kasih. Untuk itu, ia berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan mimpinya itu.

Hal pertama yang ia lakukan adalah ia belajar menjadi orang yang murah hati. Apa yang dia miliki dia bagikan kepada penduduk di desanya yang membutuhkannya. Lantas ia mengunjungi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Hal itu ia lakukan bukan untuk mencari dukungan dari mereka dalam pemilihan kepala desa. Ia lakukan semata-mata untuk mengumpulkan data-data tentang penduduk di desanya itu.

Setelah beberapa tahun, ia pun terpilih menjadi kepala desa di desanya. Hal itu ia terima dengan tulus hati. Hal pertama yang ia kerjakan adalah ia mengumpulkan orang-orang yang dapat membantunya untuk mewujudkan keinginannya. Namun orang-orang itu tidak begitu setuju dengan padangan-pandangannya. Ia mendapatkan pertentangan dari mereka. Akibatnya, ia kehilangan kawan untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat di desanya.

Namun pemuda itu tidak hilang akal. Dengan kemampuan dan tenaga yang dimiliki, ia mulai membangun desanya. Ia melibatkan seluruh masyarakat di desanya. Ia memberikan pengarahan kepada mereka, agar mereka mau bahu-membahu dalam memajukan desa mereka. Langkah ini ternyata cukup efektif. Ia tidak hanya bermimpi. Di akhir masa pemerintahannya, desa itu tampak sejahtera. Ada sarana-sarana publik yang dapat digunakan untuk membantu kesejahteraan rakyat.

Ketika hendak dipilih lagi untuk menjadi kepala desa, pemuda lajang itu menolak. Ia bermimpi untuk menjadi pemimpin yang lebih tinggi lagi, yaitu camat. Ia ingin membantu semakin banyak orang untuk meraih kesejahteraan dalam hidup ini.

Sahabat, kalau orang tidak punya mimpi, ia tidak punya banyak kreativitas. Ia adalah orang yang stagnan. Tidak bisa berkembang. Tidak bisa maju. Namun bermimpi saja belum cukup. Orang mesti mewujudkan mimpinya itu dalam kenyataan hidupnya. Mimpi sekedar mimpi bagai tong kosong yang nyaring bunyinya.

Karena itu, orang yang bermimpi itu mesti mempersenjatai dirinya dengan ketrampilan-ketrampilan dan keahlian-keahlian. Dua hal ini menjadi sarana untuk memperlancar perwujudan mimpinya. Yang dibutuhkan adalah orang berani menerjang aral yang melintang untuk mewujudkan mimpinya itu. Orang tidak bisa hanya membiarkan mimpinya berlalu begitu saja.

Orang beriman akan mewujudkan mimpinya itu dengan bantuan dari Tuhan. Ia membuka hatinya, agar Tuhan terlibat dalam kehidupannya. Ia membiarkan dirinya dituntun oleh Tuhan yang mahapengasih dan penyayang. Dengan demikian, perjuangannya untuk mewujudkan mimpinya itu sungguh-sungguh memiliki makna yang lebih mendalam.

Karena itu, usaha terus-menerus untuk mewujudkan mimpi atau cita-cita itu mesti juga dikuatkan oleh konsistensi dalam hidup. Orang yang konsisten itu orang yang bekerja tidak setengah-setengah. Orang seperti ini selalu memberi prioritas utama dalam memadukan mimpi dan perwujudan mimpi itu dalam hidup yang nyata. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ



570

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.