Suatu hari seekor ular di kandang di sebuah kebun binatang tidak mau makan. Ia tampak bermalas-malasan. Seekor tikus besar yang dimasukkan ke kandangnya dibiarkannya saja berlarian kian ke mari. Ia tidak mau memangsa tikus itu. Bahkan ia menyembunyikan kepalanya di balik badannya. Ia tertidur nyenyak, meskipun sudah sebulan ini ia tidak makan.
Selidik punya selidik, ternyata ular jenis piton itu sedang bersedih hati. Sang betina pujaannya baru saja dipindahkan dari kandangnya. Sudah lama mereka hidup bersama di dalam kandang itu. Mereka sudah menjadi sepasang sejoli yang hidup harmonis. Alasan sang betina dipindahkan ke kandang yang lain adalah sudah bertahun-tahun sang betina tidak juga menghasilkan telur. Padahal pemilik kebun binatang itu menginginkan ular jenis piton itu berkembang biak di dalam kebun binatang miliknya.
Setelah beberapa bulan dipindahkan ke kandang yang lain, sang betina mati. Pasalnya, di tempat yang baru ia tidak bisa hidup dengan ular jantan yang baru dimasukkan ke kandang itu. Tidak ada keharmonisan di antara mereka. Mereka sering bertengkar. Mereka sering berkelahi. Barangkali matinya ular piton betina itu telah menyebabkan ular piton jantan itu tidak mau makan. Ia membiarkan tubuhnya menjadi kurus. Lama kelamaan ia pun mati, menyusul sang betina yang telah lebih dahulu mati.
Sahabat, kegundahan hati karena cinta yang hilang dapat menyebabkan berakhirnya suatu hidup. Orang yang saling mencintai itu orang yang mampu saling meneguhkan. Orang yang saling menimba kekuatan dari cinta itu. Karena itu, ketika salah satu dari mereka mengkhianati cinta, dapat dipastikan bahwa hidup ini berakhir dengan duka. Keharmonisan yang dialami, karena tumbuhnya cinta itu pun berakhir.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa kerinduan yang begitu dalam untuk tetap bersatu dalam keharmonisan menumbuhkan semangat hidup. Namun ketika situasi seperti ini hilang, maka tumbuhlah kekecewaan demi kekecewaan dalam hidup. Tidak ada lagi pegangan bagi hidup ini. Orang terlepas dari akarnya. Orang tidak punya apa-apa lagi untuk menyandarkan hidupnya.
Orang yang kehilangan cinta itu orang yang menjauhkan dirinya dari Tuhan. Mengapa? Karena pada hakekatnya Tuhan adalah kasih. Tuhan senantiasa mengasihi manusia. Tuhan menghendaki manusia hidup di dalam kasih itu. Ketika manusia menjauh dari kasih Tuhan, manusia kehilangan pegangan hidupnya. Manusia kehilangan tempat untuk menyandarkan hidupnya.
Karena itu, apa yang mesti dibuat oleh orang-orang beriman di jaman yang serba bising dan kacau balau ini? Orang beriman mesti selalu mau hidup dalam naungan kasih Tuhan. Orang beriman mesti menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Dengan demikian, manusia selalu menemukan hidupnya dalam lindungan Tuhan. Orang beriman senantiasa hidup berdasarkan nilai-nilai kasih yang berasal dari Tuhan. Mari kita hidup dalam naungan kasih Tuhan, agar hidup ini semakin memiliki makna bagi diri kita dan sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
562
Selidik punya selidik, ternyata ular jenis piton itu sedang bersedih hati. Sang betina pujaannya baru saja dipindahkan dari kandangnya. Sudah lama mereka hidup bersama di dalam kandang itu. Mereka sudah menjadi sepasang sejoli yang hidup harmonis. Alasan sang betina dipindahkan ke kandang yang lain adalah sudah bertahun-tahun sang betina tidak juga menghasilkan telur. Padahal pemilik kebun binatang itu menginginkan ular jenis piton itu berkembang biak di dalam kebun binatang miliknya.
Setelah beberapa bulan dipindahkan ke kandang yang lain, sang betina mati. Pasalnya, di tempat yang baru ia tidak bisa hidup dengan ular jantan yang baru dimasukkan ke kandang itu. Tidak ada keharmonisan di antara mereka. Mereka sering bertengkar. Mereka sering berkelahi. Barangkali matinya ular piton betina itu telah menyebabkan ular piton jantan itu tidak mau makan. Ia membiarkan tubuhnya menjadi kurus. Lama kelamaan ia pun mati, menyusul sang betina yang telah lebih dahulu mati.
Sahabat, kegundahan hati karena cinta yang hilang dapat menyebabkan berakhirnya suatu hidup. Orang yang saling mencintai itu orang yang mampu saling meneguhkan. Orang yang saling menimba kekuatan dari cinta itu. Karena itu, ketika salah satu dari mereka mengkhianati cinta, dapat dipastikan bahwa hidup ini berakhir dengan duka. Keharmonisan yang dialami, karena tumbuhnya cinta itu pun berakhir.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa kerinduan yang begitu dalam untuk tetap bersatu dalam keharmonisan menumbuhkan semangat hidup. Namun ketika situasi seperti ini hilang, maka tumbuhlah kekecewaan demi kekecewaan dalam hidup. Tidak ada lagi pegangan bagi hidup ini. Orang terlepas dari akarnya. Orang tidak punya apa-apa lagi untuk menyandarkan hidupnya.
Orang yang kehilangan cinta itu orang yang menjauhkan dirinya dari Tuhan. Mengapa? Karena pada hakekatnya Tuhan adalah kasih. Tuhan senantiasa mengasihi manusia. Tuhan menghendaki manusia hidup di dalam kasih itu. Ketika manusia menjauh dari kasih Tuhan, manusia kehilangan pegangan hidupnya. Manusia kehilangan tempat untuk menyandarkan hidupnya.
Karena itu, apa yang mesti dibuat oleh orang-orang beriman di jaman yang serba bising dan kacau balau ini? Orang beriman mesti selalu mau hidup dalam naungan kasih Tuhan. Orang beriman mesti menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Dengan demikian, manusia selalu menemukan hidupnya dalam lindungan Tuhan. Orang beriman senantiasa hidup berdasarkan nilai-nilai kasih yang berasal dari Tuhan. Mari kita hidup dalam naungan kasih Tuhan, agar hidup ini semakin memiliki makna bagi diri kita dan sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
562
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.