Ada seorang gadis yang suka mengutak-atik alat-alat elektronik. Semua alat elektronik yang ada di rumahnya sudah pernah ia bongkar. Ia lakukan hal itu sejak ia masih kelas enam SD. Ia menyukai hal itu. Ia tidak hanya membongkar alat-alat elektronik itu. Tetapi ia juga memperbaiki peralatan yang rusak. Awalnya ia belajar dari ayahnya yang juga suka mengutak-atik alat-alat elektronik. Padahal profesi ayahnya adalah dosen ilmu sosial di sebuah perguruan tinggi.
Ketika ditanya tentang kesukaannya itu, gadis itu mengatakan bahwa ia ingin mencoba sesuatu yang baru. Ia ingin belajar sendiri memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak. Ia berkata, ”Saya tidak harus mempelajarinya di bangku sekolah untuk memperbaiki alat-alat yang rusak di rumah sendiri. Saya belajar sendiri. Saya belajar dari buku-buku dan dari ayah saya..”
Dengan berani mencoba sesuatu yang baru, gadis itu menjadi orang yang sungguh-sungguh ahli. Ia sering dipanggil untuk memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak. Ia menunjukkan dengan sungguh-sungguh keahliannya. Semakin hari semakin bertambah pula pelanggannya. Ia melayani mereka dengan sangat baik dan memuaskan. Peralatan elektronik yang rusak itu dapat digunakan lagi.
Sahabat, banyak orang takut mencoba sesuatu yang baru. Mereka merasa bahwa mencoba sesuatu yang baru itu hanyalah buang-buang waktu. Apalagi hal tersebut tidak berkenaan dengan profesi dan keahlian mereka. Takut melakukan kesalahan merupakan sebab terbesar orang tidak berani mencoba sesuatu yang baru. Orang enggan untuk mengambil resiko atas apa yang dicoba itu. Orang kurang berani berhadapan dengan tantangan baru.
Mencoba sesuatu yang baru adalah suatu tantangan bagi setiap orang. Kalau orang berani berhadapan dengan resiko, orang akan dengan segera menghadapi tantangan itu. Orang tidak peduli akan kegagalan yang akan dihadapi. Bahkan kegagalan dipandang sebagai sukses yang akan diraih di masa yang akan datang.
Namun orang mesti juga memperkaya diri dengan ilmu-ilmu yang ada. Orang tidak perlu merasa rendah diri ketika mempelajari sesuatu yang baru. Orang mesti memiliki semangat untuk belajar dan belajar terus. Bekal yang dimiliki dari ilmu-ilmu dan sumber-sumber lain akan membantu orang untuk berani mencoba sesuatu yang baru.
Kisah tadi menunjukkan bahwa gadis itu memiliki semangat untuk mempelajari sesuatu yang baru. Tidak hanya itu. Ia juga belajar dari sumber-sumber lain. Ia membuka hati dan pikirannya untuk ilmu-ilmu lain yang tidak ia miliki sebelumnya. Ilmu-ilmu itu menjadi pendukung baginya dalam usahanya untuk mencoba sesuatu yang baru.
Karena itu, orang beriman mesti berani mencoba sesuatu yang baru. Artinya, orang mesti juga berani menghadapi resiko yang akan terjadi. Orang mesti berani bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Orang seperti ini biasanya akan sukses dalam hidupnya. Dengan demikian, orang dapat sungguh-sungguh menemukan damai dan sukacita dalam hidupnya. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
577
Ketika ditanya tentang kesukaannya itu, gadis itu mengatakan bahwa ia ingin mencoba sesuatu yang baru. Ia ingin belajar sendiri memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak. Ia berkata, ”Saya tidak harus mempelajarinya di bangku sekolah untuk memperbaiki alat-alat yang rusak di rumah sendiri. Saya belajar sendiri. Saya belajar dari buku-buku dan dari ayah saya..”
Dengan berani mencoba sesuatu yang baru, gadis itu menjadi orang yang sungguh-sungguh ahli. Ia sering dipanggil untuk memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak. Ia menunjukkan dengan sungguh-sungguh keahliannya. Semakin hari semakin bertambah pula pelanggannya. Ia melayani mereka dengan sangat baik dan memuaskan. Peralatan elektronik yang rusak itu dapat digunakan lagi.
Sahabat, banyak orang takut mencoba sesuatu yang baru. Mereka merasa bahwa mencoba sesuatu yang baru itu hanyalah buang-buang waktu. Apalagi hal tersebut tidak berkenaan dengan profesi dan keahlian mereka. Takut melakukan kesalahan merupakan sebab terbesar orang tidak berani mencoba sesuatu yang baru. Orang enggan untuk mengambil resiko atas apa yang dicoba itu. Orang kurang berani berhadapan dengan tantangan baru.
Mencoba sesuatu yang baru adalah suatu tantangan bagi setiap orang. Kalau orang berani berhadapan dengan resiko, orang akan dengan segera menghadapi tantangan itu. Orang tidak peduli akan kegagalan yang akan dihadapi. Bahkan kegagalan dipandang sebagai sukses yang akan diraih di masa yang akan datang.
Namun orang mesti juga memperkaya diri dengan ilmu-ilmu yang ada. Orang tidak perlu merasa rendah diri ketika mempelajari sesuatu yang baru. Orang mesti memiliki semangat untuk belajar dan belajar terus. Bekal yang dimiliki dari ilmu-ilmu dan sumber-sumber lain akan membantu orang untuk berani mencoba sesuatu yang baru.
Kisah tadi menunjukkan bahwa gadis itu memiliki semangat untuk mempelajari sesuatu yang baru. Tidak hanya itu. Ia juga belajar dari sumber-sumber lain. Ia membuka hati dan pikirannya untuk ilmu-ilmu lain yang tidak ia miliki sebelumnya. Ilmu-ilmu itu menjadi pendukung baginya dalam usahanya untuk mencoba sesuatu yang baru.
Karena itu, orang beriman mesti berani mencoba sesuatu yang baru. Artinya, orang mesti juga berani menghadapi resiko yang akan terjadi. Orang mesti berani bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Orang seperti ini biasanya akan sukses dalam hidupnya. Dengan demikian, orang dapat sungguh-sungguh menemukan damai dan sukacita dalam hidupnya. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
577
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.