Suatu hari seorang teman saya menunjukkan sebuah karya lukis yang sangat indah. Sebuah pemandangan alam pantai di waktu senja. Matahari sedang tenggelam di balik awan di ufuk barat. Bianglala menyertai kepergian sang mentari ke peraduannya. Suasana memukau mata.
Teman saya itu sangat mengagumi karya tersebut. Namun yang dia kagumi bukan pertama-tama sang mentari yang diiring bianglala yang memukau itu. Yang sungguh-sungguh ia kagumi adalah imajinasi sang pelukis. Ia mampu memadukan imajinasinya dengan realitas alam yang nan megah.
Ia berkata, “Yang membuat saya semakin kagum adalah lukisan ini dibuat dengan kaki. Goresan-goresan halus di atas kanvas ini dilakukan oleh kuas yang dijepit oleh dua jari kaki. Bukan oleh tangan manusia. Luar biasa.”
Lukisan itu dibuat oleh seorang yang cacat kedua tangannya. Ia terlahir sebagai manusia normal, kecuali ia tidak punya tangan. Namun ia telah belajar untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya dengan apa yang dimilikinya. Ia menggerakkan seluruh tubuhnya dengan kedua kakinya. Ia mencampur warna-warna dengan kedua kakinya. Ia membawa kanvas ke tepi pantai dan meletakkan di atas pasir-pasir putih dengan kedua kakinya. Lantas imajinasinya mengalir ke kedua kakinya itu. Dari sanalah ia menghasilkan lukisan yang memukau manusia.
Sahabat, banyak orang sering salah berpikir. Banyak orang berpikir bahwa orang hanya dapat hidup dengan normal kalau orang memiliki organ-organ tubuh yang normal. Orang berpikir bahwa orang yang tidak memiliki organ tubuh yang normal akan mengalami rintangan-rintangan dalam hidup.
Tetapi banyak orang yang normal sering salah menggunakan kenormalannya. Ketika mereka merasa tidak bisa melakukan sesuatu, mereka hanya diam membisu. Tidak ada jalan lain bagi mereka. Mereka menjadi tidak aktif. Mereka hanya berharap pada bantuan dari orang lain. Tidak ada kreativitas yang mereka kerjakan.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa cacat bukanlah halangan bagi seseorang untuk meraih sukses dalam hidup ini. Cacat tidak boleh membiarkan orang terpuruk dalam duka nestapanya. Justru orang mesti mencari cara-cara untuk mengatasi keterbatasan dirinya. Orang tidak boleh duduk diam saja tanpa kreativitas.
Karena itu, kalau Anda tidak bisa meraih sesuatu dengan tangan Anda, raihlah dengan kaki Anda. Anda mesti bergerak menuju tujuan yang ingin Anda gapai. Anda tidak boleh duduk sambil meringis meminta bantuan orang lain. Kreatiflah, maka Anda akan dapat meraih cita-cita Anda.
Untuk itu, orang mesti menggunakan seluruh pikirannya, imajinasinya dan semangatnya. Jangan biarkan hal-hal ini tumpul dan tak berguna. Gunakanlah unsur-unsur ini untuk kemajuan diri Anda. Orang beriman mesti memiliki semangat untuk mengembangkan dirinya. Jangan hanya memandang sesuatu dari satu perspektif. Ada banyak sudut pandang yang bisa Anda pakai untuk meraih cita-cita Anda. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
563
Teman saya itu sangat mengagumi karya tersebut. Namun yang dia kagumi bukan pertama-tama sang mentari yang diiring bianglala yang memukau itu. Yang sungguh-sungguh ia kagumi adalah imajinasi sang pelukis. Ia mampu memadukan imajinasinya dengan realitas alam yang nan megah.
Ia berkata, “Yang membuat saya semakin kagum adalah lukisan ini dibuat dengan kaki. Goresan-goresan halus di atas kanvas ini dilakukan oleh kuas yang dijepit oleh dua jari kaki. Bukan oleh tangan manusia. Luar biasa.”
Lukisan itu dibuat oleh seorang yang cacat kedua tangannya. Ia terlahir sebagai manusia normal, kecuali ia tidak punya tangan. Namun ia telah belajar untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya dengan apa yang dimilikinya. Ia menggerakkan seluruh tubuhnya dengan kedua kakinya. Ia mencampur warna-warna dengan kedua kakinya. Ia membawa kanvas ke tepi pantai dan meletakkan di atas pasir-pasir putih dengan kedua kakinya. Lantas imajinasinya mengalir ke kedua kakinya itu. Dari sanalah ia menghasilkan lukisan yang memukau manusia.
Sahabat, banyak orang sering salah berpikir. Banyak orang berpikir bahwa orang hanya dapat hidup dengan normal kalau orang memiliki organ-organ tubuh yang normal. Orang berpikir bahwa orang yang tidak memiliki organ tubuh yang normal akan mengalami rintangan-rintangan dalam hidup.
Tetapi banyak orang yang normal sering salah menggunakan kenormalannya. Ketika mereka merasa tidak bisa melakukan sesuatu, mereka hanya diam membisu. Tidak ada jalan lain bagi mereka. Mereka menjadi tidak aktif. Mereka hanya berharap pada bantuan dari orang lain. Tidak ada kreativitas yang mereka kerjakan.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa cacat bukanlah halangan bagi seseorang untuk meraih sukses dalam hidup ini. Cacat tidak boleh membiarkan orang terpuruk dalam duka nestapanya. Justru orang mesti mencari cara-cara untuk mengatasi keterbatasan dirinya. Orang tidak boleh duduk diam saja tanpa kreativitas.
Karena itu, kalau Anda tidak bisa meraih sesuatu dengan tangan Anda, raihlah dengan kaki Anda. Anda mesti bergerak menuju tujuan yang ingin Anda gapai. Anda tidak boleh duduk sambil meringis meminta bantuan orang lain. Kreatiflah, maka Anda akan dapat meraih cita-cita Anda.
Untuk itu, orang mesti menggunakan seluruh pikirannya, imajinasinya dan semangatnya. Jangan biarkan hal-hal ini tumpul dan tak berguna. Gunakanlah unsur-unsur ini untuk kemajuan diri Anda. Orang beriman mesti memiliki semangat untuk mengembangkan dirinya. Jangan hanya memandang sesuatu dari satu perspektif. Ada banyak sudut pandang yang bisa Anda pakai untuk meraih cita-cita Anda. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
563
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.