Pages

16 Desember 2009

Kebebasan untuk Memutuskan

Suatu pagi seorang murid berencana untuk mencobai muridnya. Pada jam istirahat, murid itu menangkap seekor belalang yang hinggap di atas bunga mawar di halaman sekolahnya.

Ia menggenggam belalang itu. Ketika bel masuk kelas berbunyi, murid itu berjalan ke arah gurunya sambil meletakkan tangan di belakangnya.

Ia berkata kepada gurunya, “Ibu, kalau sudah mendapat pencerahan oleh bebagai ilmu, tentunya ibu mengetahui belalang yang saya bawa ini. Menurut ibu, belalang yang saya bawa ini mati atau hidup?”

Ibu guru itu tersenyum mendengar kata-kata muridnya. Ia sudah hapal betul sifat muridnya yang satu ini. Ia mampu membaca rencana yang ada dalam benak murid itu. Ia memang seorang murid yang licik.

Ia sudah membuat rencana yang rapih. Kalau gurunya menjawab bahwa belalang itu mati, dia akan segera melepaskan belalang itu pergi hidup-hidup. Sebalaiknya, kalau ibu guru itu menjawab bahwa belalang itu hidup, ia akan seremas belalang itu sampai mati.

Dengan tenang ibu guru itu menjawab, “Jawabannya ada di tanganmu.”

Sering kali kesalahan dalam dunia pendidikan adalah menjawab semua pertanyaan dari para murid. Semestinya para murid diberi kebebasan untuk mengungkapkan padangan-pandangan mereka terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi. Dengan demikian, mereka dapat mengerti dengan lebih baik setiap persoalan yang mereka hadapi.

Kisah tadi mau mengungkapkan bahwa seorang guru yang bijaksana mampu memberi suatu jalan kepada muridnya untuk memutuskan. Ia tidak memberi jawaban ya atau tidak. Tetapi ia memberi kebebasan kepada muridnya itu untuk memutuskan mau melakukan sesuatu yang baik atau yang jahat.

Dengan cara seperti ini, seorang murid akhirnya sampai pada suatu pencerahan terhadap pikirannya sendiri. Melakukan sesuatu yang baik akan membawa dia untuk semakin menghargai kehidupan. Sebaliknya, melakukan sesuatu yang jahat membawa dia kepada kehancuran.

Kehancuran itu dimulai ketika orang mulai melakukan suatu kejahatan yang dianggap kecil. Sesuatu yang kecil itu kalau dilakukan terus-menerus akan menjadi besar dan banyak. Akibatnya, orang tidak bisa lagi menghentikan perbuatan jahat itu. Ia menjadi ketagihan untuk melakukan hal-hal yang jahat.

Mari kita berusaha memperbanyak perbuatan-perbuatan baik terhadap Tuhan dan sesama. Dengan demikian kita menjadi orang yang mengandalkan kasih di atas segala-galanya. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

262


Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.