Pages

28 Desember 2009

Membangun Semangat Disiplin


Suatu pagi, di perempatan jalan besar, berdirilah seorang polisi muda yang sedang bertugas mengawasi lalu lintas. Perempatan jalan itu memang ramai karena segala jenis kendaraan melewatinya. Becak, sepeda, taksi, bus kota, dan pejalan kaki berlalu lalang di sana.

Ketika lampu merah menyala, ada sebuah mobil sedan yang menerobos melanggarnya. Secara spontan, polisi muda itu membunyikan peluit. Mula-mula pengendara sedan itu tampaknya mau meneruskan jalannya. Tetapi polisi muda membunyikan peluitnya lebih keras sambil mendekat ke arah sedan. Akhirnya, sedan itu berhenti di tepi jalan.

Polisi muda itu mendekatinya dan dengan sopan meminta pengendara sedan itu untuk menunjukkan SIMnya. Ternyata, pengendara sedan itu adalah seorang perwira tinggi polisi yang berpakaian sipil, atasan polisi muda itu.

Pengendara sedan itu kelihatan tidak senang. Karena itu, dengan kasar ia menyerahkan SIM-nya. Polisi muda itu kemudian menerima SIM itu dan menuliskan sesuatu pada selembar kertas. Pengendara sedan itu kemudian berkata, "Suatu saat nanti jika Anda naik pangkat, mungkin sayalah yang akan menandatangani Surat Keputusannya."

Tanpa takut-takut dan dengan amat sopan, polisi muda itu lalu mengembalikan SIM kepada pengendara sedan itu bersama Surat Bukti Pelanggaran Lalulintas. Ia berkata, "Jika hal itu terjadi, ingatlah, Pak, bahwa di antara anak buah Bapak ada seorang polisi muda yang dapat diandalkan kerjanya. Selamat pagi dan selamat jalan."

Sering dalam hidup ini kita berhadapan dengan persoalan-persoalan yang pelik. Salah satunya adalah kedisiplinan di jalan raya. Ada begitu banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya disebabkan oleh rendahnya kedisiplinan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Banyak alasan dapat dikemukakan. Namun satu hal yang pasti adalah orang merasa diri sebagai orang yang terlalu penting di dunia ini. Orang merasa bahwa melanggar disiplin itu bukan suatu malapetaka. Padahal jelas banyak terjadi kecelakaan di jalan raya karena rendahnya kedisiplinan itu.

Sebenarnya, kalau orang menyadari pentingnya kedisiplinan dalam hidup ini akan merasakan keuntungan yang besar. Hidupnya akan menjadi lebih teratur. Ia tidak perlu hidup dalam kesemrawutan.

Sebagai orang beriman, kita ingin agar kehidupan bersama menjadi suatu berkat bagi banyak orang. Untuk itu, kita mesti meningkatkan kedisiplinan dalam hidup ini. Kalau kita disiplin dalam hidup ini, kita juga yang akan menikmatinya. Bukan siapa-siapa. Kita sendiri yang akan menemukan kebahagiaan dalam keteraturan hiup itu. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com



274

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.