Pages

27 Desember 2009

Kasih Itu Membahagiakan




Ada seorang tua yang tinggal di tepi sungai. Sungai ini adalah peralihan bagi para bebek dari udara dingin ke udara hangat menjelang musim dingin.

Pada suatu saat menjelang musim dingin, tiba-tiba datanglah angin kencang. Akibatnya, sebagian dari bebek-bebek yang sedang berenang di sungai itu terperangkap ke dalam gua yang terletak tidak jauh dari sungai itu.

Mengetahui hal ini, orang tua yang penuh cinta kasih ini kemudian setiap hari memberi makan bebek-bebek itu. Ia takut kalau bebek-bebek yang berada di dalam gua itu tidak memperoleh makanan dan mati kelaparan. Ia tidak tega melihat bebek-bebek itu tidak bisa bermain-main lantaran tubuh yang lemas. Ia mengulurkan tangan kasihnya untuk bebek-bebek itu.

Karena bebek-bebek itu diberi makan secara rutin setiap hari, mereka sampai lupa untuk pindah ke daerah yang udaranya hangat. Dari tahun ke tahun semakin banyak bebek yang menempati gua itu. Pada suatu hari ketika musim salju tiba, orang tua ini tiba-tiba meninggal dunia dan semua bebek yang berada di dalam gua itu menderita kelaparan.

Orang tua itu sudah tidak lagi memberi mereka makan. Bebek-bebek itu terancam mati dan punah. Namun ada orang lain yang mengunjungi gua itu terharu melihat perjuangan bebek-bebek itu untuk mencari makanan. Ia memulai aksinya dengan setiap hari datang ke gua untuk memberi makan bebek-bebek itu. Kehidupan bebek-bebek itu pun berlanjut. Mereka tidak mati. Mereka boleh meneruskan perjalanan hidup mereka.

Hidup ini dipenuhi dengan kasih yang bertumbuh dan berkembang setiap saat. Orang yang memiliki kasih itu orang yang peduli terhadap keaadaan di sekitarnya. Orang seperti ini tidak tega melihat sesamanya menderita. Begitu ia melihat ada sesamanya yang kekurangan, ia langsung mengulurkan tangan untuk membantu. Baginya, membantu sesama itu rahmat dari Tuhan. Tuhan menggunakan dirinya untuk membantu sesamanya yang menderita.

Banyak peristiwa hidup yang kita alami atau kita jumpai dalam hidup ini. Peristiwa-peristiwa itu membantu kita untuk menyadari bahwa hidup ini mesti terus berlanjut. Hidup ini tidak boleh berakhir dengan penderitaan. Hidup ini mesti terus mengalir dalam kebahagiaan.

Sebagai orang beriman, kita ingin agar hidup kita menjadi lebih bernilai bagi sesama di sekitar kita. Hidup seperti ini akan memberikan kepuasan batin dan kebahagiaan bagi kita. Karena itu, orang beriman itu orang yang selalu memiliki kepedulian terhadap sesamanya. Artinya, ia hidup bukan hanya bagi dirinya sendiri. Tetapi juga bagi sesama yang membutuhkan bantuannya. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


273
Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.