Pages

25 Desember 2009

Semoga Hati Manusia Terketuk






Waktu saya masih tinggal di Yogya, saya sering mengeluarkan seratus rupiah untuk para pengemis yang datang ke rumah kami. Mereka biasa datang setiap hari Minggu. Biasanya masing-masing mereka saya beri seratus rupiah, anak-anak maupun dewasa.

Saya tidak mau memandang siapa mereka itu. Saya membagikan sama rata baik untuk anak-anak maupun yang dewasa. Saya tidak ingin membangkitkan kecemburuan sosial di antara mereka.

Namun di balik semua aksi saya yang tak berarti itu saya yakin, di belahan dunia yang lebih luas ada juga manusia yang terlantar. Saya baca dari surat kabar bahwa jutaan manusia hidup di bawah garis kemiskinan alias tak cukup sandang-pangan-papan dan hiburan. Mereka bagai anjing-anjing yang tak berdaya jatuh terjerambab ke dalam jurang penderitaan.

Satu hal yang mengenaskan, yaitu penderitaan yang mereka sandang merupakan akibat dari eksploitasi kekayaan alam yang tidak memperhitungkan kelanjutan hidup manusia. Akhirnya, ketika perekonomian bangsa-bangsa jatuh, mereka menjadi korban-korban pertama. Mereka terpuruk ke dalam penderitaan yang tak mungkin dielakkan, kalau tidak ada kepeduliaan dan kerjasama antarsemua negara.

Dalam benak saya yang kecil ini, saya mendambakan suasana kerjasama seperti itu. Saya yakin, dengan saling menolong semakin banyak orang mendapatkan kesejahteraan, sehingga mereka tidak perlu lagi melakukan peziarahan panjang dari rumah ke rumah. Mereka dapat menghemat sejumlah energi untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang lebih besar, yaitu mencintai sesama yang lain.

Tetapi ini hanyalah sebuah obsesi, impian yang barangkali hampa dan tiada berwujud. Mungkinkah ada intervensi dari Yang Ilahi untuk mengetuk setiap hati manusia yang masih beku oleh belaskasihan bagi sesama yang menderita? Akh, saya tidak tahu pasti.

Di sekitar kita banyak tangis manusia yang membutuhkan sandang, pangan dan papan. Mereka ingin menikmati hidup yang sejahtera sebagaimana manusia lain. Mungkinkah Anda salah seorang yang mau mengulurkan tangan?

Tuhan, bebaskanlah bangsa manusia dari egoisme yang sempit, perorangan dan kolektif. Ketuklah pintu hati kami, agar kami mau bekerjasama untuk mengentas kemiskinan. Biarlah para miskin papa terlepas dari kungkungan pemerasan, korupsi dan tindak kejahatan yang mengudungkan nilai-nilai kehidupan. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com




271

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.