Pages

04 Januari 2011

Tuhan Tidak harus Menjawab Setiap Doa Kita


Ada sepasang suami istri bertekun dalam doa agar anaknya yang menderita penyakit kanker ganas dapat disembuhkan. Anak itu sangat menderita. Ia sering mengerang kesakitan. Ia mengalami kesulitan untuk tidur. Tubuhnya yang dulu gemuk berubah menjadi kurus.

Suami istri itu ikut menanggung penderitaan anak mereka. Karena itu, mereka meminta bantuan dari Tuhan untuk menyembuhkan penyakit anak mereka. Sayang, doa mereka tampaknya tidak dikabulkan oleh Tuhan. Sang anak yang sangat dicintai itu menghembuskan nafas terakhirnya dalam diam. Ia diambil kembali oleh Tuhan yang telah menciptakannya. Ia kembali kepada Tuhan yang menjadi pemilik yang asli dari hidupnya.

Suami istri ini sangat terpukul menghadapi kematian sang buah hati. Mereka punya cita-cita yang begitu tinggi bagi anak semata wayang mereka itu. Kehilangan besar bagi mereka begitu sang buah hati menghembuskan nafas terakhir. Hati mereka menjadi galau. Mengapa Tuhan tidak mengabulkan permohonan mereka? Mengapa Tuhan tidak mau mendengarkan doa-doa mereka?

Tahun-tahun pun berlalu. Tiga tahun setelah kepergian anak mereka itu, sang istri mengandung lagi. Hari-hari mereka kembali dihiasi oleh sukacita. Kesedihan hati telah sirna. Mereka kembali meyakini kekuatan doa mereka. Ternyata Tuhan mendengarkan doa mereka. Tuhan mengabulkan doa mereka dengan cara yang lain.

Sahabat, banyak orang berdoa kepada Tuhan dengan tujuan-tujuan tertentu. Mereka meminta agar Tuhan segera mengabulkan doa-doa mereka. Mereka tidak mau tahu. Yang penting Tuhan harus mengabulkan permohonan mereka. Kalau Tuhan tidak cepat mengabulkan permohonan mereka, mereka akan meninggalkan Tuhan. Untuk apa percaya lagi kepada Tuhan yang tidak segera mengabulkan permohonan umat-Nya!

Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan tidak mesti mengabulkan permohonan seseorang secara langsung. Tuhan punya kebebasan untuk mengabulkan doa-doa umat-Nya. Tuhan punya cara sendiri untuk mengabulkan doa-doa manusia.

Karena itu, yang dibutuhkan dari manusia adalah sikap iman yang benar kepada Tuhan. Dalam kondisi apa pun, manusia semestinya menyerahkan kepada Tuhan apa saja yang dimohonkan itu. Manusia tidak perlu memaksakan kehendaknya kepada Tuhan.

Kadang-kadang jawaban Tuhan itu lain dari yang kita harapkan. Tidak sedikit orang yang akhirnya meninggalkan Tuhan, karena jawaban doa yang diterima tidak sesuai dengan harapan dan keinginan hati mereka. Jawaban Tuhan yang berbeda itu demi kebaikan manusia sendiri. Ia akan menjawab doa-doa manusia sesuai dengan rencana dan maksudNya yang baik untuk hidup manusia.

Karena itu, kita mesti percaya bahwa jawaban tidak terhadap permohonan kita diberikan Tuhan, karena kasih sayang-Nya kepada kita. Ia mengenal apa yang terbaik untuk kita. Ia mendidik kita untuk memahami sudut pandang Tuhan dan bukan sudut pandang manusia. Bukan berarti Tuhan tidak menyayangi kita, juga tidak berarti permohonan kita salah. Mungkin kita merasa lemah, ketika jawaban Tuhan tidak seperti yang kita harapkan, tetapi ingatlah bahwa Tuhan ingin kita mendapatkan yang terbaik menurut pandangan-Nya. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

584

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.