Pages

08 Mei 2011

Hidup Ini Sangat berharga


Kepedulian terhadap mereka yang miskin dan menderita kembali diungkapkan. Kali ini yang mendapatkan perhatian adalah seorang bayi berusia 17 bulan bernama Bilqis Anindya Passa. Ia mesti menjalani cangkok hati di RS Dokter Kariadi Semarang, Jawa Tengah (Februari 2010). Bilqis menderita kegagalan fungsi saluran empedu. Penyakit yang terdeteksi dari kotoran berwarna putih pekat seperti dempul itu diketahui diidap Bilqis sejak berumur dua minggu.

Namun biaya untuk cangkok hati itu sangat besar, satu miliar rupiah. Sebenarnya, ibu-bapak Bilqis, yaitu Dewi Farida dan Donny Ardianta Passa, bukan orangtua yang masuk kategori keluarga miskin. Namun, penyakit Bilqis telah mengubah segalanya. Kebutuhan dana satu miliar rupiah sulit terpenuhi. Sejak Bilqis lahir hingga kini sudah ratusan juta rupiah yang dikeluarkan untuk pengobatan sang bayi.

Sekali dalam sebulan, Bilqis harus dirawat di rumah sakit. Bilqis dirawat 16 hari pada Desember 2009 lalu dan 6 hari pada Januari 2010 lalu. Hampir semua perawatan dilakukan di unit perawatan intensif (ICU). Bukan membaik, kondisi bocah ini malah semakin merosot. Uang makin menipis. Sampai kemudian pada 25 Januari Dewi mulai terpikir untuk mengumpulkan koin bagi pembiayaan cangkok hati anak keduanya itu.

Awalnya, perjalanan koin masih tersendat. Namun ada juga orang yang bersedia menjadi relawan untuk mengumpulkan koin bagi Bilqis. Untuk kasus Bilqis, koin tidak diartikan harfiah berupa mata uang logam, tetapi donasi untuk biaya pengobatan Bilqis. Setelah berusaha keras, akhirnya terkumpul 900 juta rupiah untuk biaya operasi cangkok hati bagi Bilqis.

Sahabat, kesetiakawanan senantiasa mesti menjadi bagian dari hidup manusia. Manusia dapat hidup hanya melalui kesetiakawanan itu. Kepedulian terhadap sesama yang menderita ternyata meringankan beban penderitaan. Orang yang tadinya berurai air mata dapat mengalami kegembiraan dalam hidupnya. Hal itu berkat uluran tangan sesamanya.

Karena itu, kehadiran sesama di sekitar kita bukan ancaman. Kehadiran sesama merupakan dukungan bagi hidup kita. Ketika kita mengalami kegalauan dalam hidup, kita dapat memohon bantuan sesama. Dengan demikian, penderitaan kita dapat diringankan.

Kisah tadi menuturkan usaha Dewi Farida yang pantang menyerah mendapatkan perhatian dari sesamanya. Usahanya tidak sia-sia. Ia boleh memiliki pengharapan bahwa anaknya dapat memperoleh kesembuhan berkat operasi cangkok hati itu. Kepedulian dari sesama tentu saja menguatkan hati Dewi dan suaminya bahwa masih ada cinta dari sesama bagi putrinya.

Sebagai orang beriman, kepedulian itu mesti menjadi andalan hidup kita. Hanya melalui kepedulian itu, kita dapat menemukan kegembiraan dan harapan dalam hidup kita. Tuhan ternyata terus-menerus membantu manusia melalui tangan-tangan yang mau mengulurkan bantuan bagi yang menderita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

674

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.