Pages

26 Mei 2011

Mengalirkan Rahmat dan Kasih Tuhan

Hampir setiap hari kota Palembang diguyur hujan dengan deras. Inilah saatnya musim hujan. Banyak orang mengeluh tentang hujan yang deras itu. Air tergenang di beberapa tempat. Di beberapa tempat yang rendah di kota mpek-mpek ini tentu saja akan mengalami banjir. Air tergenang berhari-hari. Akibatnya, banyak orang mengalami batuk pilek. Mungkin juga ada yang terserang demam berdarah.

Di penghujung bulan Februari ini, hujan yang deras itu seolah-olah tidak mau kompromi. Pertanyaannya, apakah hujan yang datang dari awan itu tidak meninggalkan apa-apa setelah menggenangi tempat tinggal manusia? Orang yang mengalami hujan yang deras sebagai bencana akan mengatakan bahwa hujan itu tidak berguna. Hujan itu menyebabkan banjir yang mengancam nyawa manusia.

Namun kalau direfleksikan lebih mendalam, orang akan menemukan makna dari air hujan itu. Paling tidak, orang diberi pelajaran untuk menyiapkan diri menyambut musim hujan. Menjelang musim hujan tiba, orang tidak hanya duduk-duduk sambil membuang sampah ke selokan. Namun orang berusaha membersihkan selokan, sehingga air yang tercurah dari langit itu tidak tertahan.

Sahabat, seorang Nabi mengibaratkan hujan yang turun ke bumi itu dengan kasih Tuhan terhadap manusia. Dia mengatakan bahwa hujan yang jatuh ke bumi itu akan mengairi tanaman-tanaman. Hujan itu menyuburkan tanah. Hujan itu memberi kehidupan kepada manusia. Setelah itu hujan kembali ke langit.

Kehadiran Tuhan dalam hidup manusia itu tidak asal hadir. Tuhan hadir untuk memberi manusia kemampuan untuk hidup. Tuhan menyertai manusia dengan kasihNya yang besar. Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia berjuang sendirian di dunia ini. Tuhan memberi rahmatNya, agar manusia memiliki semangat untuk melanjutkan hidupnya di dunia ini. Bukan hanya untuk diri sendiri. Tetapi rahmat dan kasih itu diberikan Tuhan untuk pertumbuhan hidup manusia.

Karena itu, orang beriman mesti senantiasa mengalirkan kasih kepada setiap orang yang dijumpainya. Mengapa terjadi kejahatan di dunia ini? Karena manusia tidak mengalirkan rahmat dan kasih yang diberikan Tuhan kepadanya dengan cuma-cuma. Manusia menggunakannya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Akibatnya, orang lain tidak mendapatkan bagian dari kasih dan rahmat itu. Orang lain mengalami kekurangan rahmat dan kasih Tuhan itu.

Mari kita berusaha untuk terus-menerus mengalirkan rahmat dan kasih Tuhan kepada semua orang yang kita jumpai. Dengan demikian, dunia ini menjadi tempat yang aman dan damai bagi hidup kita. Kejahatan tidak perlu mengganggu hidup kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

685

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.