Pages

06 November 2010

Memaknai Peristiwa-peristiwa Hidup

Suatu hari seorang anak mendaki gunung bersama ayahnya. Itu baru pertama kali ia lakukan. Ia sangat senang. Ia mendaki dan terus mendaki. Ia tidak merasa lelah. Tetapi ketika tiba pada ketinggian tertentu, anak itu tersandung batu. Ia berteriak keras, ”Aduuuhhh....” Jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan.

Namun ia sangat terkejut mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, ” Aduuuhhh....” Ia sangat penasaran terhadap suara itu. Lantas ia bertanya dengan nada suara tinggi, “Hei, siapa kau?”

Lagi-lagi jawaban yang ia dengar adalah “Hei, siapa kau?” Ia tidak habis pikir, mengapa suara itu persis sama dengan suaranya. Lalu ia membentak, “Pengecut, kamu!” Namun jawaban yang ia terima sama persis: “Pengecut, kamu!” Ia menggeleng-gelengkan kepalanya tanda merasa heran.

Beberapa saat kemudian ia menanyakan hal itu kepada ayahnya. Dengan penuh kebijaksanaan, sang ayah tersenyum. Lalu ia berkata kepada anaknya, ”Coba perhatikan kata-kata ayah ini: ”Saya kagum padamu!” Suara di kejauhan menjawab, ” ”Saya kagum padamu!” Sekali lagi sang ayah berteriak, ”Kamu sang juara!” Suara itu menjawab, ”Kamu sang juara!”

Sang anak semakin heran, namun ia masih tetap belum mengerti. Lantas ayahnya berkata, ”Suara itu adalah gema. Tetapi sesungguhnya itulah kehidupan.”

Sahabat, sering orang merasa bahwa hidup ini berlalu begitu saja. Dari detik ke detik, dari menit ke menit seolah-olah tidak ada makna. Tidak ada pengalaman yang sungguh-sungguh indah. Orang lalu mengabaikan peristiwa-peristiwa indah dalam hidupnya. Tentu saja hal ini tidak benar. Ternyata hidup ini memiliki makna yang sangat dalam. Setiap detik kehidupan kita memberikan suatu umpan balik yang sangat berguna bagi perjalanan hidup ini.

Kehidupan ini memberi umpan balik atas semua ucapan dan tindakan kita. Kehidupan kita adalah sebuah pantulan atau bayangan atas tindakan kita. Karena itu, kalau kita ingin orang lain peduli terhadap kita, kita mesti juga peduli terhadap mereka. Kalau kita ingin orang lain menghargai kita, kita mesti lebih dahulu memberikan penghargaan yang tinggi terhadap hidup orang lain.

Kalau kita ingin mendapatkan cinta yang lebih banyak dari sesama kita, kita mesti menciptakan cinta di dalam hati kita. Kalau kita ingin agar tim kita berfungsi dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik, kita mesti tingkatkan kemampuan kita masing-masing. Ternyata hidup ini memberi kembali segala sesuatu yang telah kita berikan kepadanya. Hidup itu bukan sebuah kebetulan, tetapi sebuah bayangan diri kita.

Orang beriman mesti menanggapi hidup ini sebagai suatu rencana dari Tuhan. Dia yang menciptakan hidup ini tentu telah menginginkan hidup ini memiliki makna yang dalam bagi hidup manusia. Karena itu, kita mesti menangkap setiap peristiwa hidup kita. Dengan cara demikian, kita akan menemukan hidup sungguh-sungguh berguna. Orang yang mau berguna bagi sesama mesti menggunakan setiap kesempatan untuk melakukan hal-hal yang baik. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 20.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


543

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.