Pages

20 Desember 2013

Hati-hati, Ada Musuh dalam Diri Kita

 

Pernahkah Anda menyadari bahwa dalam diri Anda ada musuh yang sedang mengintai diri Anda? Kalau Anda belum pernah menyadarinya, baik kalau saat ini Anda sungguh-sungguh menyadarinya. Mengapa? Karena ternyata musuh yang ada dalam diri Anda itu bisa menghancurkan diri Anda.

Suatu hari seorang anak muda merasa takut luar biasa. Tidak ada angin, tidak ada hujan deras. Dia hanya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya sendiri. Ia berusaha untuk menenangkan dirinya. Tetapi tetap saja ada sesuatu yang ia rasakan membuat ia sangat cemas.

Ia tidak tinggal diam atas hal itu. Ia mendatangi seseorang yang ia anggap bisa memecahkan persoalan dirinya. Seorang bijak yang ia kenal sangat berpengaruh atas begitu banyak orang yang mengalami persoalan dalam hidupnya. Setelah bertemu dan menceritakan kondisi dirinya, ia bertanya kepada orang bijak itu, ”Apa yang terjadi dengan diri saya?”

Orang bijak itu tersenyum. ”Anak muda, yang Anda takutkan sebenarnya tidak perlu. Tidak ada yang mengancam dirimu. Jadi kamu tidak perlu takut,” kata orang bijak itu.

Anak muda itu terkejut mendengar kata-kata orang bijak itu. Ia termenung sesaat. Lantas ia mulai menemukan hal yang sesungguhnya. Ia merasa bahwa ada musuh yang sedang mengancam dirinya. Tetapi musuh itu bukan berasal dari dirinya sendiri. Musuh itu ternyata berasal dari dirinya sendiri.

Selama ini ia selalu menuruti apa yang menjadi kemauan dirinya. Ketika kemauannya menjadi begitu kuat, ia tidak bisa menolak. Ia tidak bisa memilah antara kemauan yang baik dan kemauan yang buruk. Semua ia anggap baik. Akibatnya, yang buruk pun menjadi baik baginya. Ia pun merasa ketakutan. Ia takut untuk tidak mengikuti kemauannya.

Sahabat, seringkali manusia merasa takut akan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Orang terjebak dalam bayang-bayang yang dibuatnya sendiri. Akibatnya, orang masuk dalam suatu kekeliruan dalam hidup ini. Kisah di atas mau menunjukkan bahwa manusia semestinya mengendalikan kemauan dirinya. Apa yang dimaui itu belum tentu baik dan benar untuk kehidupan ini.

Kita hidup dalam dunia di mana godaan untuk memenuhi kemauan diri kita begitu kuat. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal seperti keinginan untuk menyamai orang lain. Kita ingin sama atau bahkan lebih dari orang lain. Karena itu, kita berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan diri kita. Tentu saja kondisi seperti ini sangat menggangu hidup kita. Kita berusaha sekuat tenaga, meskipun sebenarnya kita tidak mampu untuk memenuhi setiap keinginan diri kita.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk membuat suatu pertimbangan yang matang terhadap begitu banyak kemauan atau keinginan yang ada dalam diri kita. Kalau kita tidak mampu memilih kemauan yang baik dan berguna untuk diri kita, kita akan merasakan bahwa diri kita sendiri adalah musuh bagi hidup kita. Kita akan mengalami rasa takut dan cemas yang berlebihan. Situasi seperti ini akan mengganggu seluruh hidup kita. Padahal kita mesti berproses dalam pertumbuhan hidup kita.

Mari kita berusaha untuk sungguh-sungguh memilah-milah antara kemauan yang baik dan berguna untuk hidup kita. Kita mesti sungguh-sungguh menyadari bahwa kita hidup bukan hanya untuk memenuhi kemauan diri kita sendiri. Kita mesti berani menundukkan kemauan yang ada dalam diri kita. Jangan kita membiarkan kemauan itu menguasai diri kita. Dengan demikian, kita akan dapat menemukan suatu situasi hidup yang lebih baik di hadapan Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Fabaloid KOMUNIO/Majalah FIAT

1014

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.