Pages

16 Desember 2013

Memiliki Sikap Bela Rasa terhadap Sesama



Apa yang akan Anda lakukan, ketika Anda menyaksikan sesama Anda tak berdaya? Anda tinggalkan dia? Atau Anda berusaha untuk memberikan pertolongan kepadanya?

Namanya Nurmala Perpetua Pangaribuan. Sejak tahun 2001 lalu ia menggantikan suaminya menjadi juru parkir di Jalan Kolonel Atmo Palembang. Ia lakukan itu untuk kelansungan ekonomi keluarganya yang terancam oleh penyakit stroke yang diderita suaminya.

Mulai pukul tiga sore, perempuan kelahiran Medan ini mulai melakukan tugasnya mengatur kendaraan yang parkir di depan Bank Mandiri itu. Ia begitu lincah mengatur kendaraan yang keluar masuk di jalanan yang sibuk dan ramai itu. Dengan peluit di mulut dan pakaian warna kuning bertuliskan ‘Juru Parkir’, ia melaksanakan tugasnya demi kelangsungan pendidikan tiga buah hatinya.

Meski sudah membuktikan kemampuannya, namun sang suami masih belum bisa percaya kalau Nurmala dapat menjadi seorang juru parkir yang baik. “Suami saya tidak percaya, kalau saya bisa menggantikan pekerjaannya menjadi juru parkir. Namun saya katakan bahwa kita ini butuh hidup, butuh melanjutkan sekolah anak-anak. Dari mana dapat uang, kalau kita tidak mencari?” kata Nurmala.

Berkat kerja kerasnya itu, seorang anaknya sudah menyelesaikan studinya di sebuah perguruan tinggi di Kota Palembang. Sebenarnya ia merasakan ada beban berat yang mesti ia pikul di pundaknya. Tidak gampang bagi seorang perempuan menjadi tulang punggung bagi keluarga. Namun ia yakin, Tuhan telah memberi kekuatan bagi hidupnya. Karena itu, ia mesti tegar. Ia tidak boleh menyerah begitu saja pada kenyataan hidupnya. “Saya pasrah kepada Tuhan. Apa yang akan terjadi, terjadilah,” katanya.

Sahabat, perjuangan seorang perempuan yang boleh mendapatkan acungan jempol ini tentu saja memberikan kita semangat. Ia tidak berhenti pada situasi hidupnya yang mengancam diri dan keluarganya. Ia mengambil inisiatif untuk menyelamatkan ekonomi keluarganya.

Tentu saja ini suatu perjuangan yang penuh heroik. Seseorang yang rela mengorbankan hidupnya untuk sesamanya merupakan suatu kegembiraan besar bagi sesama. Orang beriman itu mesti memiliki tekad dan kehendak yang kuat untuk keluar dari lilitan kemiskinan. Orang beriman itu orang yang selalu memiliki inisiatif-inisiatif yang positif untuk kebahagiaan bersama.

Tanggung jawab untuk keselamatan itu bukan hanya tanggung jawab orang-orang tertentu saja. Tetapi setiap orang memiliki tanggung jawab yang sama untuk menemukan cara-cara untuk kebahagiaan sesama.

Orang beriman yang berani berjuang untuk hidup sesamanya adalah orang yang sungguh-sungguh menghayati hidupnya secara nyata. Orang seperti ini biasanya memiliki kepekaan terhadap sesama di sekitarnya. Orang yang tidak pernah tinggal diam, ketika menyaksikan sesamanya membutuhkan bantuannya.

Mari kita berusaha untuk memiliki kepekaan terhadap sesama yang membutuhkan bantuan kita. Kepekaan itu mengundang kita untuk memiliki sikap bela rasa terhadap sesama yang menderita. Tuhan memberkati. **


Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO

1010

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.