Apa yang akan Anda lakukan, ketika Anda menemukan bahwa diri Anda memiliki begitu banyak kekurangan? Anda bersedih hati dan putus harapan? Atau Anda berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik melalui kekurangan-kekurangan itu?
Ada seorang ibu tua yang memiliki dua buah tempayan. Tempayan itu digunakan untuk mencari air. Tempayan itu kemudian dipikul di pundaknya dengan menggunakan sebatang bambu. Suatu hari, salah satu dari tempayan itu retak. Sedangkan yang satunya tanpa cela dan selalu memuat air hingga penuh.
Setibanya di rumah, setelah menempuh perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak itu tinggal separuh. Selama dua tahun hal ini berlangsung setiap hari. Akhirnya, ibu itu membawa pulang air hanya satu setengah tempayan.
Tentunya, si tempayan yang utuh sangat bangga akan pencapaiannya. Namun, tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya. Tempayan yang retak itu sedih, sebab ia hanya bisa memenuhi setengah dari kewajibannya.
Dua tahun berselang. Hal ini dianggap tempayan retak itu sebagai sebuah kegagalan. Akhirnya, ia memberanikan diri untuk berbicara kepada ibu tua di dekat sungai. Ia berkata, "Aku malu, sebab air bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu."
Ibu tua itu tersenyum. Ia berkata, "Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yang kau lalui? Namun, tidak ada di jalur yang satunya? Aku sudah tahu kekuranganmu. Aku menabur benih bunga di jalurmu. Setiap hari, dalam perjalanan pulang, kau menyirami benih-benih itu. Selama dua tahun, aku bisa memetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja. Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini tidak seasri seperti ini, sebab tidak ada bunga.”
Sahabat, Kita semua mempunyai kekurangan. Namun, keretakan dan kekurangan itu yang menjadikan hidup kita bersama menyenangkan dan memuaskan. Kita mesti menerima setiap orang apa adanya. Kita mesti mencari dan memandang yang terbaik dalam diri mereka.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa dalam kekurangan itu, kita bisa melakukan sesuatu yang indah bagi kehidupan. Hanya orang yang tidak sempurna yang mampu berbuat sesuatu untuk sesamanya. Tempayan retak itu telah melakukan sesuatu yang sangat bernilai bagi kehidupan manusia. Ia tidak menyadarinya, tetapi hasil perbuatannya dapat dinikmati oleh manusia.
Sering kita berpikir bahwa kita dapat melakukan sesuatu yang spektakuler, ketika kita telah memiliki segala sesuatu. Ketika kita menjadi manusia sempurna, baru kita merasa berguna bagi orang lain. Tentu saja pandangan ini keliru. Suatu karya yang spektakuler itu dihasilkan melalui kesalahan demi kesalahan. Suatu karya yang dinilai sangat berhasil itu diperoleh melalui trial and error. Sering banyak orang tidak menyadari hal ini.
Karena itu, kita tidak perlu bersedih hati ketika kita merasa diri serba kurang dalam hidup ini. Kita mesti yakin bahwa kita dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi sesama kita melalui kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Yang dibutuhkan dari kita adalah ketekunan dalam melakukan hal-hal baik. Dengan demikian, kita mampu melakukan hal-hal baik bagi sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO
1004
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.