Pages

07 Desember 2013

Menyerahkan Hidup pada Perlindungan Tuhan



Ketika Anda mengalami kegagalan dalam hidup ini, apa yang Anda lakukan? Anda tetap terpuruk dalam kegagalan itu? Atau Anda bangkit, karena Anda percaya Tuhan tetap bekerja bersama Anda melalui rahmat demi rahmatNya?

Seorang suami mengatakan bahwa ketika ia menikah, ia masih bekerja sebagai seorang profesional. Kehidupan keluarganya pun selalu berkecukupan. Tidak ada masalah dengan pendapatan bulanan. Gajinya selalu lebih dari cukup untuk kebutuhan keluarganya. Bahkan ketika anak-anaknya lahir dan bertumbuh menjadi besar, mereka selalu berkecukupan. Keluarga ini tampak sangat bahagia.

Namun suatu hari, ia memutuskan untuk berhenti dari pekejaannya karena beberapa alasan. Sang istri tidak keberatan atas tindakannya itu. Toh, anak-anak mereka sudah mulai mandiri. Anak terakhir masih duduk di tingkat akhir perguruan tinggi. Karena itu, bukan menjadi masalah yang besar kalau sang suami memutuskan untuk memiliki usaha sendiri.

Ia mulai membuka bisnis baru yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaannya yang dulu. Sebulan, dua bulan ia masih merasa belum ada gangguan. Namun memasuki bulan kelima, ia mulai merasakan bahwa usahanya itu bakal gagal. Ia mulai merasakan bedanya seorang profesional yang memikirkan suatu usaha dengan seorang praktisi lapangan. Seorang praktisi lapangan mesti melakukan hal-hal yang sering tidak terpikirkan oleh para manager perusahaan.

Selain mulai gagal, hutang pun mulai menumpuk. Hal ini menjadi tantangan yang sangat berat. Mereka mesti menguras tabungan untuk membayar hutang-hutang. Sang istri mulai merasa kecewa atas kegagalan itu. Ia mulai kurang bersemangat dalam hidupnya. Tetapi kemudian sang suami memberi semangat kepada sang istri.

“Kegagalan adalah guru yang terbaik. Kita mesti belajar dari kegagalan itu. Kita tidak perlu cemas. Tuhan pasti membantu kita,” kata sang suami.

Dengan semangat ini, mereka meneruskan usaha itu. Usaha mereka kemudian berjalan dengan baik berkat pelajaran yang sangat bermakna dari kegagalan itu. Bulan-bulan berikutnya mereka mulai membayar hutang-hutang. Tahun kedua, mereka mulai menikmati hasil dari usaha mereka itu.

Sahabat, kita hidup dalam dunia yang penuh dengan tantangan. Usaha-usaha yang kita lakukan juga mengalami tantangan demi tantangan. Untuk itu, orang mesti berani bertaruh. Orang mesti berani berjuang dan bangkit dari kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan suatu kegelapan dalam hidup. Kegagalan menjadi kesempatan untuk belajar bangkit lagi dan meraih kesuksesan dalam hidup.

Untuk itu, orang mesti berserah diri kepada Tuhan. Berjuang sendirian dalam hidup hanya membuat orang mengalami kekecewaan demi kekecewaan ketika menghadapi kegagalan. Kisah tadi memberi kita inspirasi untuk tetap menyandarkan hidup pada Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan melindungi hidup kita sejak kita dikandung oleh ibu kita.

Perlindungan Tuhan itu tetap ada selama perjalanan hidup kita. Yang dibutuhkan dari kita adalah hati yang senantiasa terbuka terhadap kebaikan Tuhan. Tuhan tetap setia pada janjiNya. Tuhan tidak mengkhianati ciptaanNya. Hal ini tampak dalam kehidupan kita sehari-hari berupa rahmat demi rahmat yang dicurahkan kepada kita.

Mari kita biarkan Tuhan bekerja dalam diri kita. Dengan demikian, hidup ini menjadi semakin bermakna. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales SCJ

Tabloid KOMUNIO


1001

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.