Apa yang akan terjadi ketika terjadi ketidakjujuran dalam membangun persaudaraan? Saya yakin yang terjadi adalah pertentangan dan percekcokan.
Ada dua orang kakak beradik yang sepakat untuk punya usaha bersama. Masing-masing mereka menanamkan 50 persen saham. Dalam perjanjian, hasil usaha akan dibagi sama rata. Tidak ada yang kurang, tidak ada yang lebih. Mengapa? Karena masing-masing punya setengah dari saham usaha itu. Kalau ada yang mau mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, ia mesti membeli lagi saham dari saudaranya.
Kedua kakak beradik itu pun menjalankan usaha itu bersama-sama pula. Tahun demi tahun mereka lewati bersama. Keuntungan mereka bagi bersama secara adil sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Namun suatu ketika sang adik mulai melakukan hal yang tidak wajar. Ia memanipulasi data-data setelah sejumlah besar uang telah ia ambil. Akibatnya, pada akhir tahun ia mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Sang kakak mulai menaruh curiga atas kondisi tersebut. Namun berbagai alasan dibuat oleh sang adik, sehingga sang kakak tetap yakin akan ketulusan hati sang adik. Tahun berikutnya, sang kakak mulai mengetahui akal bulus sang adik. Ia mulai menghitung dengan lebih cermat hasil usaha mereka. Yang ia temukan ternyata jauh lebih banyak dari yang biasanya.
Setelah mengadakan pembicaraan dengan sang adik seperlunya, sang kakak memutuskan untuk pecah kongsi. Ia tidak mau dikibuli terus-menerus. Ia tidak mau sang adik tidak adil terhadap dirinya. Ia menuntut kejujuran, tetapi ketika kejujuran tidak bisa dipertahankan lebih baik pecah kongsi. Uang ternyata menjadi pemicu perpisahan mereka. Uang tidak memandang siapa orang yang menggunakannya.
Sahabat, kata orang, urusan uang adalah urusan besar. Karena itu, orang mau bersahabat atas nama segala macam hal, kecuali dalam hal uang. Begitu menyangkut soal keuntungan atau pembagian harta, orang tidak lagi mengenal teman atau saudara. Persaudaraan bisa hancur karena kuasa uang. Uang punya kuasa yang sedemikian tinggi.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa kejujuran mesti menjadi andalan dalam kebersamaan. Ketika kejujuran tidak bisa diandalkan lagi, orang akan menemukan hidup yang kurang harmonis. Orang tidak bisa saling mempercayai. Yang terjadi adalah percekcokan yang tiada henti, karena orang saling curiga dalam hidup ini.
Dalam kondisi seperti ini, orang mesti instrospeksi diri. Orang mesti menukik ke dalam dirinya sendiri. Orang mesti berani mempertanyakan kembali motivasi dirinya dalam membangun persaudaraan. Orang yang jujur akan membangun persaudaraan demi kebahagiaan bersama. Tetapi orang yang tidak jujur akan membangun persaudaraan demi kepentingan dirinya sendiri. Begitu kepentingannya tidak terpenuhi, orang seperti ini akan menggunakan cara-cara tidak baik untuk memenuhi kepentingan dirinya.
Sebagai orang beriman, kita mesti berani membangun hidup bersama yang harmonis berdasarkan kejujuran. Orang mesti yakin bahwa hanya melalui kejujuran itu, orang mampu membangun hidup yang lebih baik. Kehidupan bersama akan berjalan dengan baik dan harmonis hanya melalui kejujuran yang melimpah rua dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO
1012
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.