Masihkah Anda mengalami kasih Tuhan dalam hidup Anda, di saat badai mengguncang hidup Anda? Atau Anda melakukan protes terhadap Tuhan, karena merasa Tuhan tidak adil terhadap diri Anda?
Nick Vujicic adalah seorang pria asal Australia yang mempunyai kondisi tubuh cacat. Dia tidak mempunyai kedua tangan dan kaki yang utuh. Kaki sebelah kirinya pendek sekali, nyaris hanya dari mata kaki sampai telapak kaki. Namun Nick mampu menerima kondisinya ini sebagai karunia Tuhan.
Memang, awalnya Nick menolak kondisi dirinya. Ia merasa Tuhan tidak adil telah menciptakan dirinya tidak normal seperti manusia lain. Saat ia berusia lima hingga tujuh tahun, ia protes kepada Tuhan. Kalau Tuhan itu baik, mengapa ia menciptakan dirinya dengan tidak normal? Bahkan waktu berusia 12 tahun Nick mencoba untuk bunuh diri.
Ia berkata, “Saya memang pergi ke sekolah, tapi hidup saya tidak ada di sekolah. Saya melihat diri saya tidak layak lagi untuk hidup. Saya begitu menyesali keadaan diri saya. Tapi yang saya harapkan saat itu seseorang datang dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Tapi saya tetaplah seorang yang cacat. Saya tidak bisa bermain bersama teman-teman saya yang normal.”
Namun Nick mengurungkan niatnya untuk berbuat nekad. Hal itu terjadi, ketika sang ibu menunjukkan gambar orang cacat seperti dirinya dari sebuah koran lokal. Nick sadar bahwa ia tidak sendirian. Masih ada orang yang senasib dengan dirinya. Ia pun bangkit dari keterpurukannya. Ia mulai berjuang. Dan ia berhasil. Ia mengalami kasih Tuhan itu melalui orang-orang yang ada di sekitarnya. Sang mama yang sangat mengasihi dengan merawatnya ia alami sebagai kehadiran Tuhan yang menyertai perjalanan hidupnya.
Sahabat, masihkah Anda yakin bahwa Tuhan masih mengasihi Anda? Kalau Anda masih yakin, mengapa Anda mudah menyerah di kala Anda menghadapi persoalan-persoalan hidup? Mengapa Anda protes terhadap Tuhan, di kala Anda mengalami duka nestapa menimpa diri Anda?
Banyak orang merasa ditinggalkan Tuhan, saat mereka mengalami penderitaan dalam hidup ini. Mereka protes terhadap Tuhan. Mereka berusaha untuk meninggalkan Tuhan. Padahal saat mereka melakukan kesalahan dan dosa, mereka tidak pernah menyertakan Tuhan. Mereka lakukan sendiri dan bahkan sembunyi-sembunyi.
Kisah Nick di atas memberi kita inspirasi bahwa kasih karunia Tuhan tidak berkesudahan. Tuhan tetap setia kepada kita. Tuhan memberi kita kemampuan untuk melintasi perjalanan hidup ini. Tuhan telah menyerahkan bekal hidup bagi kita saat menciptakan diri kita. Dengan cara itu, Tuhan ingin agar kita tetap setia kepadaNya. Kita tetap mengarahkan hidup kita kepada diriNya. Kita terus-menerus mengembangkan diri kita dengan mengandalkan kasih karunia Tuhan itu.
Sebagai orang beriman, kita mesti terus-menerus mencari dan menemukan kasih Tuhan dalam hidup ini. Kasih Tuhan itu dapat kita temukan dalam diri orang-orang yang ada di sekitar kita. Jangan biarkan kasih Tuhan lewat begitu saja. Jangan biarkan hidup kita tanpa arah yang jelas. Mari kita mengalami kasih Tuhan yang hadir dalam hidup kita melalui sesama di sekitar kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ
Tabloid KOMUNIO/Majalah FIAT
1032
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.