Pages

09 Mei 2010

Mendamba Kehidupan yang Damai, Tenteram, Aman





Seorang raja muda ingin menjadi orang baik, bijaksana dan memerintah rakyatnya menurut kehendak Tuhan. Dia mengumpulkan semua orang paling bijaksana dari seluruh kerajaan dan memerintahkan mereka untuk mengumpulkan semua kebijaksaan ke dalam buku-buku. Dengan demikian dia dapat membaca dan belajar sendiri bagaimana memerintah dengan baik.

Orang-orang bijaksana itu segera memulai pekerjaan raksasa itu. Sesudah tiga puluh tahun pekerjaan itu baru selesai. Satu barisan unta panjang membawa lima ribu jilid buku berjalan menuju istana. Pada saat itu, raja sudah berusia lima puluh tahun. Ia dipenuhi dengan banyak tugas dan rencana. Dia melihat unta-unta yang bermuatan buku-buku dan berkata, “Saya terlalu sibuk untuk membaca begitu banyak buku. Bawa semua buku ini kembali dan ringkaskan lagi untuk saya.”

Pekerjaan meringkaskan buku-buku itu memakan waktu lima belas tahun. Lantas orang-orang bijaksana itu dengan bangga menghasilkan lima ratus jilid. Ketika mereka menyerahkan kepada raja, ia berkata, “Masih terlalu banyak. Lima puluh cukup.”

Saat itu, banyak orang bijaksana telah meninggal dunia. Tetapi para pengganti mereka meneruskan karya itu. Dalam waktu sepuluh tahun mereka membawa lima puluh buku kepada raja.

Pada saat itu raja sudah tua dan kelelahan. Raja berkata, “Kamu harus dapat meringkaskannya ke dalam satu buku.”

Mereka dapat menyelesaikannya dalam waktu lima tahun. Tetapi ketika mereka membawa buku yang sangat berharga itu kepada raja, itu sudah terlambat. Raja sudah terbaring di dalam ranjang kematiannya.

Suatu pekerjaan yang bernilai akan lebih bernilai lagi kalau memiliki tepat guna. Sering kali orang menciptakan sesuatu yang bernilai harganya, tetapi hanya bisa disimpan untuk dirinya sendiri. Benda itu kemudian karat dan hancur oleh waktu. Tidak berguna bagi kehidupan manusia.

Karena itu, sebagai orang beriman, kita ingin menciptakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan kita. Kita ingin menciptakan damai, kerukunan dan ketenangan di tengah-tengah masyarakat. Kita yakin, melalui tiga hal ini kita dapat mencapai cita-cita membangun keluarga yang harmonis, aman, sejahtera dan tenteram.

Coba Anda bayangkan, kalau di sekitar Anda selalu terjadi keributan. Misalnya, selalu saja ada orang yang mabuk. Pasti Anda merasa tidak senang. Pasti Anda merasa terganggu oleh teriakan-teriakan orang yang mabuk di malam hari. Padahal di saat-saat seperti itu Anda sangat membutuhkan waktu untuk beristirahat dari segala kelelahan sepanjang hari.

Karena itu, sebagai orang beriman, kita diajak untuk menciptakan suatu kehidupan yang damai, tenteram, aman di sekitar kita. Untuk itu, orang berimanlah yang pertama-tama mesti menunjukkan keimanannya dengan hidup yang baik. Misalnya, selalu peduli terhadap lingkungan sekitar, selalu mau ikut berpartisipasi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Kalau hal-hal ini dilakukan, kehidupan yang lebih baik akan dapat tercapai. Orang berimanlah yang mesti memulainya dari lubuk hatinya yang terdalam. Mari kita bawa cita-cita kita untuk memiliki masyarakat yang baik. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


372

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.