Suatu hari seorang pengrajin batu berjalan-jalan di atas sebuah gunung yang sangat gersang. Tiba-tiba ia melihat seonggok batu berwarna coklat kusam yang telah bertahun-tahun diselimuti lumut. Tampak dari luar, batu itu lapuk. Pengrajin itu penasaran. Lantas ia mengayunkan palu godamnya. Ia memukul-mukul batu itu. Ternyata batu itu berwarna asli putih.
Pengarjin itu mengambil pecahan batu sebesar kepalanya. Lantas ia membawa pulang ke rumah. Begitu tiba, ia memotong-motong batu itu menggunakan gurinda. Ia mulai memoles batu itu. Ia menghaluskannya. Ia berusaha memperindah batu tersebut. Ia membentuk sebuah penghias cincin yang indah. Sungguh, ia merasa kagum akan kehadiran batu di tangannya itu. Ia terus memolesnya.
Ternyata batu yang tampak kusam itu kini memiliki harga yang tinggi. Banyak orang ingin memilikinya, ketika pengrajin itu memajang batu tersebut di ruang depan rumahnya. Setelah beberapa waktu lamanya, batu yang dulu tampak tak berharga itu dibeli seorang kaya dengan harga yang tinggi.
Sesuatu yang memiliki nilai yang tinggi itu mesti melalui proses. Tidak bisa begitu saja menjadi berharga. Harus melalui suatu proses penempaan yang membuat dirinya sakit dan menderita. Perhiasan yang bernilai mahal itu ternyata mesti melalui suatu proses yang berliku-liku. Mesti melalui berbagai percobaan.
Orang yang ingin menjadi besar pun demikian. Orang mesti berani melalui proses yang melelahkan dan kadang-kadang membuat sakit. Kadang orang mesti menghadapi berbagai cobaan. Orang yang bertahan dalam proses penempaan itu akan meraih sukses. Orang yang bertahan dalam godaan akan dapat menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Cobaan yang dihadapi menjadi bagian dari proses penempaan itu. Cobaan itu menjadi sarana untuk membentuk kepribadian seseorang.
Namun banyak orang ogah melalui proses penempaan itu. Banyak orang tidak rela mengalami proses itu. Mengapa? Karena orang enggan untuk maju. Orang terbuai oleh hal-hal yang instan. Sesuatu yang cepat jadi. Orang tidak butuh suatu proses yang melewati cobaan-cobaan.
Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa perjalanan hidup menuju kesuksesan itu mesti melalui proses. Untuk menjadi batu yang indah permai, proses penempaan mesti dijalani. Karena itu, orang beriman mesti selalu menyadari diri bahwa proses penempaan iman itu juga mesti dilalui. Orang yang beriman itu orang yang mesti kuat dalam hidupnya. Untuk itu, orang mesti berani mengalami proses penempaan hidup. Orang mesti berani untuk menderita. Mari kita bertahan dalam proses penempaan diri kita, agar kita menjadi orang-orang yang berguna bagi Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
494
1 komentar:
numpang copas ya Gan
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.