Pages

27 November 2011

Menenangkan Hati dan Pikiran

Dalam Kisah legenda Tiga Negara, diceritakan bahwa negeri Shu memiliki seorang ahli strategi jenius bernama Kung Ming. Berkali-kali pihak musuh ingin menghancurkan pasukan Shu dan membunuhnya. Tapi berkali-kali mereka gagal meski pihak Shu punya tentara lebih sedikit.

Pernah satu kali Kung Ming dan ratusan tentaranya mendadak dikepung puluhan ribu tentara negeri Wei di kota Hsi Cheng. Hendak memanggil bala bantuan, jelas tidak mungkin. Lari juga sudah terlambat. Nah, apa yang dilakukan Kung Ming? Ternyata dia justru menyuruh prajuritnya membuka keempat pintu gerbang kota lalu membiarkan suasana hening tanpa suara sama sekali.

Kung Ming dan dua pembantunya lalu naik ke loteng kota dan memainkan siter dengan tenangnya. Ketika gerombolan musuh datang, pemandangan dan suasana hening yang aneh itu justru membuat mereka menjadi ragu-ragu bahkan takut. Akhirnya, mereka justru kabur, karena takut diperdaya Kung Ming yang terkenal banyak akalnya. Siasat Kung Ming ini kini terkenal dengan nama Siasat Kota Kosong.

Sahabat, apa yang terjadi ketika Anda menghadapi suatu persoalan rumit dalam hidup Anda? Banyak dari Anda yang panik, tidak tenang. Banyak dari Anda yang bertindak gegabah. Banyak orang ceroboh. Akibatnya, persoalan yang sebenarnya mudah diselesaikan akhirnya menjadi berlarut-larut. Untuk itu, apa yang diperlukan dari manusia saat menghadapi persoalan?

Kisah sukses Kung Ming mengalahkan musuh meski tak punya kekuatan sama sekali menjadi inspirasi bagi kita. Kekuatannya sebenarnya hanya satu. Ia tetap tenang, sehingga bisa menghasilkan jalan keluar atas persoalan yang dihadapinya. Ia tidak mudah panik. Ia juga tidak mencampuradukan persoalan rumit yang dihadapinya itu. Satu per satu ia usahakan untuk diselesaikan dengan tenang.

Ketika orang panik saat menghadapi persoalan, orang tidak akan fokus lagi pada penyelesaian persoalan itu. Akibatnya, masalahnya tidak selesai. Justru masalah tersebut dapat melebar ke mana-mana.

Untuk itu, kita diajak untuk bersikap tenang ketika kita menghadapi suatu persoalan. Usahakan agar persoalan-persoalan itu dihadapi satu per satu. Jangan mencampuradukan persoalan-persoalan. Persoalan yang rumit seperti benang kusut akan terurai dengan mudah, kalau kita menghadapinya dengan penuh ketenangan.

”Juga orang bodoh akan disangka bijak, kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya" (Amsal 17:28). Mari kita menenangkan hati dan pikiran kita untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita hadapi. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

830

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.