Pages

16 November 2011

Mengandalkan Kebaikan Hati


Suatu hari, saya pergi ke pasar 16 Ilir Palembang. Saya bertemu dengan banyak kuli yang sedang menarik gerobak. Beban yang mereka tarik bermacam-macam jenisnya. Ada yang sangat berat, tetapi ada juga yang sangat ringan. Di tempat yang ramai itu mereka mesti trampil menarik gerobak. Kalau tidak, gerobak mereka akan ngadat.

Waktu itu saya melihat dua orang penarik gerobak yang sedang berhenti. Barang yang mereka tarik itu ternyata terlalu berat. Keringat deras mengucur membasahi tubuh mereka. Selain karena berat, mereka juga mengalami macet. Dalam kondisi seperti itu, seorang berpakaian bersih dan rapi datang menolong kedua orang kuli itu.

Saya merasa kagum melihat orang itu. Tidak banyak kata-kata, ia membantu dua kuli itu untuk keluar dari kemacetan. Hasilnya, dua kuli itu dapat menarik gerobak mereka meninggalkan keramaian. Sedang orang yang membantu itu meninggalkan mereka tanpa perlu dibayar.

Sahabat, ternyata masih ada orang yang punya hati mulia dalam dunia yang serba maju sekarang ini. Ada orang yang tidak peduli terhadap dirinya sendiri. Begitu ada sesamanya yang mengalami kesulitan dalam hidup, mereka langsung turun tangan. Mereka membantu dengan ikhlas hati, tanpa perlu diberi penghargaan.

Kebaikan hati itu membantu orang lain menemukan sukacita dalam hidupnya. Kebahagiaan itu juga diperoleh melalui hati yang tergerak oleh belas kasihan. Nah, masihkah kita menemukan orang yang mudah tergerak hatinya untuk kebahagiaan sesamanya?

Kita berharap masih ada begitu banyak orang yang mau peduli terhadap sesamanya. Orang seperti ini akan menemukan dalam hidupnya bahwa hidup ini memiliki makna yang begitu dalam dan indah.

Memang, tidak gampang orang memiliki hati yang mudah tergerak oleh belas kasihan. Lebih gampang menemukan orang yang cuek terhadap situasi di sekitarnya. Lebih gampang menjumpai orang yang acuh tak acuh terhadap sesamanya. Orang tega membiarkan sesamanya mengalami penderitaan dalam hidupnya. Banyak orang lebih mudah mencari aman bagi diri mereka sendiri.

Seorang bijaksana berkata, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.” Artinya, orang yang baik hati itu mesti menampakkan kebaikannya dalam hidup yang nyata.

Tentang kebaikan hati, Frederick W. Faber berkata, “Kebaikan hati telah mempertobatkan lebih banyak orang berdosa ketimbang semangat, kefasihan lidah, dan kepandaian.” Artinya, orang yang mengandalkan kebaikan hati itu membuka hatinya lebar-lebar bagi kebahagiaan sesamanya. Tuhan memberkati. **



Frans de Sakes, SCJ

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.