Suatu hari ada sebuah rumah di suatu kota terbakar. Pemiliknya terbangun dari tempat tidurnya. Ia panik menghadapi asap yang mulai memenuhi seluruh ruangan. Dalam kondisi seperti, itu ia ingat ada sebuah lemari dinding yang bisa menyelamatkan dirinya. Ia masuk ke dalamnya. Namun pintu lemari itu tidak bisa dibuka dari dalam. Ia bertahan di dalam lemari dinding itu.
Sementara itu, tetangganya menelpon pemadam kebakaran untuk datang ke tempat kejadian. Tidak lama kemudian, petugas pemadam kebakaran datang. Mereka berhasil memadamkan api yang mulai membesar. Pada saat bersamaan, mereka membuka pintu di mana pemilik rumah itu berada. Mereka mendengar suara pemilik rumah yang menggedor-gedor pintu lemari dinding dari dalam.
Nyawa pemilik rumah itu selamat. Ia bersyukur atas bantuan para petugas pemadam kebakaran. Ia juga bersyukur bahwa ia telah membuat lemari dinding yang kini menyelamatkan nyawanya.
Sahabat, kita hidup dalam dunia yang mudah membuat kita terbakar. Terbakar oleh apa? Kita dapat terbakar oleh situasi hidup yang tidak menentu. Ada berbagai godaan yang membuat manusia kehilangan jati dirinya. Orang menjadi salah arah dalam hidupnya. Akibatnya, orang tidak memaknai kehidupan ini. Orang hidup asal hidup saja. Orang tidak punya visi yang jelas dalam hidupnya.
Untuk itu, orang mesti mempunyai visi dalam hidup ini. Kisah di atas mau mengatakan bahwa orang mesti memiliki pegangan yang pasti dalam hidup ini. Kalau orang tidak punya pegangan hidup, orang akan mengalami kebinasaan ketika godaan-godaan menyerang kehidupan.
Bagi orang beriman, pegangan hidup kita satu-satunya adalah Tuhan yang hidup dalam keseharian hidup kita. Sering orang beriman kurang menyadari kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Mereka merasa Tuhan tidak tahu perbuatan-perbuatan mereka. Padahal Tuhan tidak jauh dari hati kita. Tuhan hadir bersama langkah-langkah kaki kita. Tuhan hadir dalam kata-kata yang kita ucapkan. Tuhan hadir dalam perbuatan-perbuatan baik dan jahat yang kita lakukan.
Karena itu, orang beriman mesti menggantungkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Hanya dengan cara demikian, orang mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Orang mengalami Tuhan yang begitu peduli terhadap hidupnya. Untuk itu, kita mesti mengarahkan hidup kita kepada Tuhan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
826
Sementara itu, tetangganya menelpon pemadam kebakaran untuk datang ke tempat kejadian. Tidak lama kemudian, petugas pemadam kebakaran datang. Mereka berhasil memadamkan api yang mulai membesar. Pada saat bersamaan, mereka membuka pintu di mana pemilik rumah itu berada. Mereka mendengar suara pemilik rumah yang menggedor-gedor pintu lemari dinding dari dalam.
Nyawa pemilik rumah itu selamat. Ia bersyukur atas bantuan para petugas pemadam kebakaran. Ia juga bersyukur bahwa ia telah membuat lemari dinding yang kini menyelamatkan nyawanya.
Sahabat, kita hidup dalam dunia yang mudah membuat kita terbakar. Terbakar oleh apa? Kita dapat terbakar oleh situasi hidup yang tidak menentu. Ada berbagai godaan yang membuat manusia kehilangan jati dirinya. Orang menjadi salah arah dalam hidupnya. Akibatnya, orang tidak memaknai kehidupan ini. Orang hidup asal hidup saja. Orang tidak punya visi yang jelas dalam hidupnya.
Untuk itu, orang mesti mempunyai visi dalam hidup ini. Kisah di atas mau mengatakan bahwa orang mesti memiliki pegangan yang pasti dalam hidup ini. Kalau orang tidak punya pegangan hidup, orang akan mengalami kebinasaan ketika godaan-godaan menyerang kehidupan.
Bagi orang beriman, pegangan hidup kita satu-satunya adalah Tuhan yang hidup dalam keseharian hidup kita. Sering orang beriman kurang menyadari kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Mereka merasa Tuhan tidak tahu perbuatan-perbuatan mereka. Padahal Tuhan tidak jauh dari hati kita. Tuhan hadir bersama langkah-langkah kaki kita. Tuhan hadir dalam kata-kata yang kita ucapkan. Tuhan hadir dalam perbuatan-perbuatan baik dan jahat yang kita lakukan.
Karena itu, orang beriman mesti menggantungkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Hanya dengan cara demikian, orang mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Orang mengalami Tuhan yang begitu peduli terhadap hidupnya. Untuk itu, kita mesti mengarahkan hidup kita kepada Tuhan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
826
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.