Pages

25 November 2011

Merasakan Sakitnya Cambukan Tuhan


Seorang wanita sedang menikmati udara musim panas di Swiss. Suatu hari dia berjalan-jalan. Ketika mendaki sebuah lereng gunung, dia tiba di rumah seorang gembala. Dia menuju pintu dan melongok ke dalam. Dia melihat seorang gembala sedang duduk dikelilingi ternaknya. Di dekatnya terbaring seekor domba. Ketika wanita itu memperhatikan dengan cermat, ia melihat kaki domba itu patah. Hatinya cepat tergerak oleh rasa simpati terhadap domba yang terluka itu.

Sambil memandang gembala itu, ia bertanya, “Apa yang terjadi dengan domba itu?”

Gembala itu menjawab, ”Bu, saya telah mematahkan kakinya.”

Perempuan itu sangat terkejut mendengar jawaban seperti itu. Wajah wanita itu menyiratkan kengerian dan rasa sakit. Ketika melihat hal itu, gembala itu berkata: “Bu, dari semua domba saya, domba inilah yang paling bandel. Dia tidak pernah mematuhi saya. Dia tidak mau mengikuti arah yang saya tunjukkan. Dia ngelayap ke tempat-tempat curam dan terjal yang membahayakan dirinya. Tidak hanya itu, dia juga membuat domba-domba saya yang lain berserakan. Saya sudah berpengalaman menangani domba nakal semacam ini. Jadi, saya mematahkan kakinya. Hari pertama saya mendekatinya dan memberinya makan, dia mencoba menggigit saya. Saya membiarkan hal ini selama dua hari. Kemudian, saya kembali lagi. Dan sekarang, dia tidak mau memakan makanan yang saya berikan, tetapi juga menjilati tangan saya dan menunjukan sikap penyerahan bahkan kasih sayang. Dan sekarang izinkan saya memberitahu ibu sesuatu. Jika domba itu sudah sehat, dia akan menjadi domba teladan dalam kumpulan ternak saya. Tidak ada domba yang lain yang lebih cepat mendengar suara saya. Tidak ada domba lain yang mengikuti saya begitu dekat selain dia.”

Sahabat, pernahkah Anda merasakan sakitnya dicambuk atau ditampar orang? Tentu saja Anda akan merasa sakit. Anda tidak mau terima perlakuan kasar dari orang lain. Anda manusia yang mesti dilindungi dan dihargai. Mungkin Anda akan marah besar. Anda akan beradu mulut dengan orang yang menampar Anda. Atau Anda akan menyumpahinya habis-habisan.

Namun pernahkah Anda mengadakan refleksi atas kejadian seperti itu? Apakah hal seperti itu hanya Anda rasakan sebagai sesuatu yang memalukan Anda? Atau Anda akan berusaha untuk menemukan titik lemah dari hidup Anda?

Mungkin kisah domba yang kakinya dipatahkan tadi dapat memberi inspirasi kepada kita untuk belajar menemukan hal-hal baik dari perlakuan yang kita rasakan kurang adil. Mungkin kisah tadi dapat membantu kita untuk merefleksikan perjalanan hidup kita. Bukankah kita manusia lemah? Bukankah kita manusia yang mudah jatuh ke dalam kesalahan dan dosa?

Dalam hidup beriman, kadang-kadang kita rasakan Tuhan mencambuk kita. Mengapa? Karena kita tidak setia kepada Tuhan. Kita mau berjalan sendiri menurut keinginan diri kita. Kita menenggelamkan diri kita di dalam lubang dosa dan kenistaan. Karena itu, kita perlu cambukan. Dengan demikian, kita mampu menyadari tujuan hidup kita.

Sang Bijaksana berkata, ”Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak; ‘hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibr. 12:5-6). Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ


828

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.