Bacaan Kitab Suci selengkapnya klik disini kunjungi Renungan Pagi
Apa kabar Anda hari ini? Saya harap Anda mengalami suasana yang menggembirakan, karena Tuhan menyertai Anda hari ini. Anda mesti selalu bersemangat untuk menjalani hari ini, sehingga Anda bisa membagikan kasih Anda kepada sesama.
Seorang ibu bekerja seharian penuh. Ia bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan bagi anak-anak dan suaminya. Lantas ia mengepel lantai rumah dan membersihkan kaca-kaca jendela. Meski capek, ia masih bias tersenyum. Ia bersyukur dapat mengabdikan hidupnya bagi sesama yang sangat dicintainya. Baginya, hidup itu suatu pengorbanan. Hidup itu mesti membaktikan hidup bagi sesama. Ia bahagia melakukan hal-hal yang baik bagi sesamanya.
Ia berkata, “Kebahagiaan dapat saya rasakan saat saya mampu memberikan hidup saya bagi orang-orang yang terdekat. Mereka mencintai saya. Ini tanda saya mencintai mereka.”
Sahabat, tentu saja setiap kita ingin hidup bahagia. Namun kita juga ingin sesama kita bahagia. Kebahagiaan yang hanya dialami dan dirasakan sendiri hanyalah suatu bentuk pemuasan ego saja. Kita tidak bisa bahagia sendirian. Kita senantiasa berada dalam relasi dengan sesama kita. Karena itu, menjadi suatu tugas bagi kita untuk menyalurkan kebahagiaan itu kepada sesama kita.
Nah, kebahagiaan seperti apa yang dikehendaki Tuhan, mari kita dengarkan pengajaran Yesus ini.
Dalam salah satu pengajaran-Nya, Yesus bersabda, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Sahabat, ada banyak orang yang membutuhkan bantuan dari kita. Mampukah kita mengulurkan tangan kita bagi mereka yang membutuhkan? Mari kita memberi perhatian kepada sesame yang membutuhkan. Dengan demikian, damai dapat menjadi bagian dari hidup manusia. Tuhan memberkati. ** (Frans de Sales, SCJ)
Apa kabar Anda hari ini? Saya harap Anda mengalami suasana yang menggembirakan, karena Tuhan menyertai Anda hari ini. Anda mesti selalu bersemangat untuk menjalani hari ini, sehingga Anda bisa membagikan kasih Anda kepada sesama.
Seorang ibu bekerja seharian penuh. Ia bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan bagi anak-anak dan suaminya. Lantas ia mengepel lantai rumah dan membersihkan kaca-kaca jendela. Meski capek, ia masih bias tersenyum. Ia bersyukur dapat mengabdikan hidupnya bagi sesama yang sangat dicintainya. Baginya, hidup itu suatu pengorbanan. Hidup itu mesti membaktikan hidup bagi sesama. Ia bahagia melakukan hal-hal yang baik bagi sesamanya.
Ia berkata, “Kebahagiaan dapat saya rasakan saat saya mampu memberikan hidup saya bagi orang-orang yang terdekat. Mereka mencintai saya. Ini tanda saya mencintai mereka.”
Sahabat, tentu saja setiap kita ingin hidup bahagia. Namun kita juga ingin sesama kita bahagia. Kebahagiaan yang hanya dialami dan dirasakan sendiri hanyalah suatu bentuk pemuasan ego saja. Kita tidak bisa bahagia sendirian. Kita senantiasa berada dalam relasi dengan sesama kita. Karena itu, menjadi suatu tugas bagi kita untuk menyalurkan kebahagiaan itu kepada sesama kita.
Nah, kebahagiaan seperti apa yang dikehendaki Tuhan, mari kita dengarkan pengajaran Yesus ini.
Dalam salah satu pengajaran-Nya, Yesus bersabda, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Sahabat, ada banyak orang yang membutuhkan bantuan dari kita. Mampukah kita mengulurkan tangan kita bagi mereka yang membutuhkan? Mari kita memberi perhatian kepada sesame yang membutuhkan. Dengan demikian, damai dapat menjadi bagian dari hidup manusia. Tuhan memberkati. ** (Frans de Sales, SCJ)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.