Pages

16 Agustus 2010

Memberi Tanpa Pertimbangan



Suatu malam seorang nenek tua datang ke sebuah keluarga. Sudah menjadi biasa, setiap bulan ia selalu dapat jatah dari keluarga itu. Tidak banyak. Hanya tiga puluh ribu rupiah. Namun malam itu ia sial. Tidak ada seorang pun yang tinggal di rumah itu. Rupanya keluarga itu sedang berlibur ke luar kota. Jadi ia tidak dapat apa-apa dari keluarga itu. Padahal ia tidak punya uang lagi untuk biaya hidupnya. Ia juga tidak punya uang lagi untuk ongkos pulang.

Dalam kebingungan, ia berusaha untuk meninggalkan rumah itu. Tiba-tiba ia berpapasan dengan seseorang yang tidak dikenalnya. Ia seorang anak muda. Nenek itu menyapanya dan meminta sejumlah uang, agar ia dapat pulang ke rumahnya. Anak muda itu merogoh saku celananya. Ada dua puluh ribu rupiah. Ia pun memberikannya kepada nenek tua itu.

Nenek itu heran. Kok ada anak muda yang begitu mudah memberinya uang? Dalam keheranannya, anak muda itu berkata, ”Nenek tidak usah berpikir yang macam-macam. Saya beri dengan tulus hati. Sekarang nenek pulang ke rumah. Atau mau saya antar?”

Nenek tua itu tersenyum mendengar kata-kata anak muda itu. Lantas ia meminta anak muda itu mengantarnya ke rumahnya. Anak muda itu pun menaikkannya ke atas motornya. Ia mengantarnya sampai di rumah dengan selamat.

Memberi tanpa pertimbangan sering sulit dilakukan oleh banyak orang. Orang akan memiliki berbagai pertimbangan, ketika akan memberi sesuatu kepada sesamanya. Apalagi sesuatu yang akan diberikan itu sangat berharga bagi hidupnya. Orang berusaha untuk mempertahankannya sekuat-kuatnya.

Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa memberi tanpa pertimbangan itu mungkin. Anak muda itu dengan setulus hati memberi apa yang menjadi harapan sang nenek. Ia tidak peduli apakah nenek itu punya uang atau tidak. Yang penting baginya adalah memberi dengan setulus hati. Bahkan ia pun mau mengantarkan nenek itu ke rumahnya. Ia memiliki suatu kebajikan yang luar biasa besar.

Mengapa banyak orang tidak bisa memberi tanpa pertimbangan? Karena banyak orang lebih mendahulukan kepentingan dirinya sendiri. Orang ingin mendahulukan dirinya sendiri. Karena itu, sekaya apa pun orang, orang seperti ini akan mengalami kesulitan untuk memberi tanpa pertimbangan.

Memberi tanpa pertimbangan itu bagai menyingkirkan batu dari dalam hati kita. Ada usaha yang keras untuk mau melepaskan apa yang kita miliki untuk sesama yang sangat membutuhkan. Kalau orang sudah berhasil melepaskannya, orang akan mengalami sukacita dan damai dalam hidupnya. Orang akan berani melepaskan apa yang dimiliki tanpa banyak pertimbangan.

Sebagai orang beriman, kita mesti berani memberi tanpa pertimbangan kepada sesama. Mengapa? Karena setiap hari kita selalu mendapatkan kasih Tuhan. Tuhan memberi kita rahmatNya. Tuhan selalu melindungi hidup kita. Tuhan selalu menyediakan apa saja yang kita butuhkan untuk hidup kita. Mari kita berusaha untuk memberi tanpa pertimbangan. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

472

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.