Kita mesti akui bahwa kita hidup dalam dunia yang bising. Kita disibukkan oleh berbagai hal. Pekerjaan dan tanggungjawab yang kita emban sering membuat kita bising, sibuk. Kita harus menyelesaikan seluruh pekerjaan kita dengan waktu yang sudah ditentukan. Kita mesti berbelanja berbagai hal untuk kebutuhan-kebutuhan kita. Kadang-kadang kita tidak tahu mau buat apa, karena banyaknya pekerjaan dan tanggungjawab yang kita emban.
Karena itu, kita tidak tahu mesti pergi kepada siapa ketika kita mengalami suasana hidup yang membingungkan kita. Kita mencari orang yang dapat membantu kita untuk keluar dari kebingungan itu. Namun ketika tidak menemukan orang yang pas, orang akan mengalami kebingungan.
Kita dapat belajar dari Yesus. Setelah murid-muridNya pulang dari pekerjaan mewartakan kabar sukacita, ia mengajak mereka untuk pergi ke tempat yang sunyi. Ia berkata, ”Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika.” Yesus ingin agar mereka sungguh-sungguh merenungkan karya mewartakan kabar sukacita itu. Apakah kabar sukacita itu sungguh-sungguh memberi kebahagiaan kepada mereka yang menerima itu? Atau kabar sukacita itu justru tidak membahagiakan manusia?
Yesus mengajak mereka untuk sungguh-sungguh merenungkan tugas perutusan mereka. Yesus ingin agar mereka tidak hanya bekerja sepanjang hari. Yesus ingin agar mereka juga menjalin relasi yang dekat dengan Tuhan. Caranya adalah dengan pergi ke tempat yang sunyi.
Artinya, orang mesti berani untuk mengheningkan diri, agar dapat mendengarkan kehendak Tuhan atas dirinya. Kalau orang dapat mendengarkan kehendak Tuhan, orang akan mengalami betapa Tuhan begitu baik kepadanya. Tuhan begitu mencintai dirinya. Dan Tuhan ingin, agar ia dapat menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.
Tampaknya kita butuh waktu untuk mengheningkan diri. Kita hidup bukan hanya untuk sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan kita yang banyak itu. Kita juga butuh waktu untuk membangun relasi yang lebih dekat dengan Tuhan. Dalam tradisi agama-agama, Tuhan ditemukan dalam keheningan. Tuhan dijumpai dalam suasana yang sunyi. Ketika orang mengundurkan diri ke tempat yang sunyi, orang dapat sungguh-sungguh merefleksikan kebaikan dan kehendak Tuhan atas dirinya.
Sebagai orang beriman, kita mesti mampu mengatakan kepada diri kita bahwa kita butuh waktu untuk merefleksikan pekerjaan-pekerjaan kita. Kita butuh suasana hening dan sunyi untuk menemukan makna yang terdalam dari segala sesuatu yang telah kita buat. Dengan demikian, kita dapat semakin memaknai kehidupan kita.
Untuk apa kita bekerja keras kalau kita tidak menemukan makna yang terdalam dari kesibukan-kesibukan kita? Karena itu, mari kita belajar dari Yesus yang membawa murid-muridNya untuk masuk dalam kehingan hidup. Di sana kita dapat membangun relasi yang lebih intens dengan Tuhan yang kita sembah dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
466
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.