Pages

19 Agustus 2010

Bersiap Siaga Menghadapi Gelombang Kehidupan





Seorang bapak yang telah puluhan tahun bekerja keras untuk keluarganya mendapat tantangan di masa tuanya. Ia kehilangan istri yang sangat dicintainya. Ketika ia sukses dalam usaha-usahanya, sang istrilah justru yang memegang peranan yang sangat penting. Sang istri berhasil mengendalikan perusahaan di kala sang suami mesti mengurus berbagai hal untuk kelancaran usaha-usahanya.

Karena itu, kehilangan sang istri menjadi pukulan yang sangat besar dalam hidupnya. Ia tampak begitu murung mengarungi hari-hari hidupnya. Ia kurang punya semangat untuk meneruskan usaha-usahanya. Seolah-olah hidup ini sia-sia saja baginya. Padahal ia telah melewati berbagai tantangan yang menghadangnya.

Tentang kepergian istrinya untuk selama-lamanya, ia berkata, “Dia sangat berarti bagi hidup saya. Mengapa dia mesti meninggalkan saya seorang diri? Apalagi kami masih punya rencana yang besar untuk kemajuan usaha-usaha kami. Saya tidak bisa buat apa-apa lagi untuk kelanjutan usaha kami.”

Dia sangat terpukul. Dia merasa kehilangan pegangan hidup. Badai dan gelombang menghantam dirinya. Ia tidak kuat menghadapinya.

Gelombang kehidupan bisa menerpa siapa saja. Kapan gelombang itu datang, orang juga tidak tahu. Bisa saja gelombang kehidupan itu datang ketika orang sedang menikmati sukses kehidupannya. Tetapi bisa saja gelombang kehidupan itu menerpa orang yang sedang memulai usaha-usahanya. Dalam kondisi apa pun semestinya orang siap untuk menghadapi gelombang kehidupan itu.

Kisah tadi mengatakan kepada kita bahwa sang bapak tidak siap menghadapi hal yang terburuk dalam hidupnya. Ia belum rela sang istri yang dicintai itu pergi meninggalkannya untuk selamanya. Mengapa bisa terjadi? Karena bisa saja ia kurang punya iman yang mendalam.

Semestinya ia yakin bahwa kematian itu bukan akhir dari segala-galanya. Kematian itu suatu saat untuk beralih ke kehidupan yang lain. Suatu kehidupan yang diyakini oleh orang beriman sebagai kehidupan yang abadi. Di sana, tidak akan ada lagi penderitaan. Tidak ada lagi gelombang yang mampu menerpa hidup manusia.

Karena itu, kesiapsediaan menjadi suatu hal yang sangat penting dalam hidup manusia. Orang mesti menyiapkan dirinya untuk menghadapi peristiwa yang paling pahit dalam hidupnya. Orang beriman diajak untuk selalu bersiap siaga. Mengapa? Karena kematian itu seperti pencuri yang datang tiba-tiba, tidak direncanakan.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk selalu siap siaga menghadapi gelombang kehidupan ini. Dengan cara ini, orang mampu menghadapi gelombang kehidupan ini dengan hati yang damai dan lapang. Mari kita berusaha untuk senantiasa menyertakan Tuhan dalam perjalanan hidup kita. Dengan demikian, kita dapat menerima peristiwa-peristiwa yang terburuk yang akan menimpa diri kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

475

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.