Pages

10 Agustus 2010

Tuhanlah Jaminan Hidup Kita

Bayangkan, kalau Anda diutus ke suatu tempat untuk mengunjungi orang-orang yang belum Anda kenal sama sekali. Tempat yang akan Anda datangi itu pun baru pertama kali Anda kunjungi. Tambahan lagi Anda dilarang untuk bawa banyak barang kebutuhan Anda. Mengapa? Karena menurut orang yang mengutus Anda itu, di tempat yang baru itu semua kebutuhan Anda akan terpenuhi.

Menghadapi situasi seperti ini pasti Anda cemas. Anda akan bingung dan bertanya-tanya, apa benar semua jaminan akan Anda dapatkan di tempat yang baru. Karena itu, Anda akan ragu-ragu untuk datang ke tempat yang baru itu. Tetapi berhubung hal ini adalah suatu perintah, Anda harus pergi juga. Kesetiaan Anda kepada pimpinan Anda menjadi taruhannya. Kalau Anda tidak mau pergi, Anda bukan orang yang loyal terhadap pimpinan Anda. Kalau Anda tetap ragu-ragu untuk pergi, Anda akan dikatakan sebagai orang yang tidak berani ambil resiko.

Nah, Anda berada dalam suatu dilema. Tetapi Anda mesti membuat suatu keputusan yang akan membawa dampak yang sangat berpengaruh terhadap hidup Anda. Anda mesti berani membuat keputusan. Keputusan yang mencerminkan suatu sikap plin-plan hanya membawa kebuntungan dalam hidup Anda. Karena itu, pilihan yang paling tepat bagi Anda adalah memutuskan untuk pergi ke tempat yang baru sebagai utusan dari atasan Anda. Semua resiko yang akan Anda hadapi, Anda mesti berani tanggung.

Yesus mengutus murid-muridNya untuk mewartakan kabar sukacita kepada semua orang. Apa isi kabar sukacita itu? Isinya adalah bahwa Tuhan senantiasa menyertai umatNya. Tuhan hadir dalam perjalanan hidup manusia. Karena itu, Yesus ingin agar para muridNya itu fokus pada tugas perutusan itu. Bukan fokus pada segala keperluan yang akan mereka butuhkan untuk mewartakan kabar sukacita itu.

Karena itu, Yesus meminta mereka untuk tidak membawa apa-apa dalam perjalanan mereka. Misalnya, mereka tidak boleh membawa pakaian lebih dari satu. Mereka tidak boleh membawa bekal dalam perjalanan. Semua yang mereka butuhkan sudah disediakan oleh orang-orang yang akan mereka kunjungi. Yesus memberikan jaminan bagi mereka.

Sekarang tinggal bagaimana kreativitas dari para murid itu. Kalau mereka dapat mewartakan kabar sukacita itu dengan baik, mereka akan diterima dengan baik. Artinya, mereka pun akan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dalam pekerjaan mereka itu.

Yesus ingin agar mereka sungguh-sungguh berpegang teguh pada diriNya. Mengapa? Karena Yesus menghadirkan Tuhan yang memberikan jaminan bagi hidup manusia. Yesus minta agar mereka selalu tergantung pada diriNya, bukan pada kemampuan manusiawi mereka. Hasilnya? Kabar sukacita itu diterima oleh banyak orang. Begitu banyak orang bertobat dan menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan.

Kita mesti bertanya diri, sampai sejauh mana kita memiliki ketergantungan yang mendalam kepada Tuhan? Apakah kita sungguh-sungguh memberikan hidup kita kepada Tuhan? Atau kita masih mengandalkan kemampuan diri kita? Orang beriman itu orang yang selalu menyerahkan seluruh jaminan hidupnya pada Tuhan. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


465

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.