Pages

09 Agustus 2010

Perjuangkan Kehidupan dengan Cintakasih

Suatu hari seorang perempuan diperkosa oleh seseorang yang tidak dikenalnya. Peristiwa itu seolah-olah menghancurkan hidupnya. Ia menjadi seorang yang minder. Ia tidak mau bertemu lagi dengan siapa pun, termasuk ayahnya sendiri. Ia mengalami trauma yang luar biasa.

Batin perempuan itu semakin diterpa penderitaan, ketika ia mengetahui bahwa ia hamil sebagai akibat perkosaan itu. Ia bingung. Ia tidak tahu mau buat apa dengan janin yang ada di dalam rahimnya. Ia mengandung seorang anak yang tidak dikehendakinya. Ia mengandung anak dari suatu perbuatan bejat seorang lelaki. Ia benci atas dirinya sendiri. Ia benci lelaki yang telah memperkosanya.

Dalam keadaan seperti itu, ia berusaha untuk bertahan dengan keadaannya. Ia tidak mau menghentikan kehamilannya. Ia membiarkan kehamilannya itu terus berjalan. Ia berusaha untuk menerima kenyataan dirinya, meski orang-orang di sekitarnya akan mencemoohkan dirinya. Ia mau menerima kehadiran janin dalam rahimnya, meskipun nanti sang bayi lahir tanpa seorang ayah.

Ketika anaknya lahir, perempuan itu menerimanya dengan tangan terbuka. Ia tidak mau menolaknya. Ia berusaha untuk membesarkannya seorang diri. Dalam perjalanan waktu, ia pun mulai berusaha untuk memaafkan lelaki tak dikenal yang telah memperkosa dirinya. Ia ingin membersihkan dirinya dari rasa benci yang mendalam. Dengan demikian, ia dapat membesarkan anaknya dalam suasana cinta kasih yang mendalam.

Usaha untuk menerima kehadiran sesama dalam hidup mesti selalu dilakukan oleh setiap orang. Mengapa? Karena manusia itu makhluk yang mulia. Manusia itu menghadirkan Sang Pencipta di dunia ini. Tuhan telah menciptakan manusia sesuai dengan citraNya. Artinya, dalam ciptaan yang mulia itu Tuhan hadir. Tuhan berkarya terus-menerus melalui ciptaanNya yang mulia itu.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa mempertahankan dan memperjuangkan kehidupan itu jauh lebih mulia dan penting. Orang beriman itu mesti selalu menempatkan hidup manusia di atas segala-galanya. Penghentian terhadap kehidupan merupakan suatu penolakan terhadap kehadiran Tuhan dalam hidup manusia.

Perempuan dalam kisah di atas menunjukkan keberaniannya untuk tetap memperjuangkan kehidupan. Karena itu, ia berusaha untuk menciptakan suasana cinta kasih dalam dirinya. Ia mengubah benci menjadi pengampunan dan cintakasih. Ia ingin agar hidupnya sungguh-sungguh bermakna bagi dirinya dan anaknya.

Seandainya orang beriman berhadapan dengan situasi seperti ini, apa yang mesti dilakukan? Orang beriman tidak punya pilihan lain kecuali tetap memperjuangkan kehidupan. Kehidupan itu lebih berharga dari apa pun yang kita miliki di dunia ini. Mari kita selalu memperjuangkan kehidupan dengan menerima sesama kita dalam hidup yang nyata. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

464

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.