Seorang gadis bertahun-tahun tinggal di dalam rumahnya saja. Kalau ia keluar, paling sebatas pagar sekeliling rumahnya. Di rumah ada televisi. Tetapi ia memilih tidak menghabiskan waktunya di depan televisi. Waktu-waktu digunakannya untukk bekerja. Akibatnya, ia tidak begitu tahu tentang kemajuan dunia. Ia lebih sibuk dengan dirinya sendiri.
Suatu hari, ia diminta oleh ibunya untuk berbelanja ke pasar untuk kebutuhan dapur mereka. Biasanya sang ibu yang belanja. Namun kali itu sang ibu berhalangan. Apa yang dilakukan gadis itu? Setelah di pasar, ia bingung tidak tahu mau buat apa. Ia tidak bisa memilih apa yang semestinya ia beli untuk kebutuhan dapur. Ia juga tidak tahu harga sayu-sayuran. Jadi ia memilih untuk pulang daripada kebingungan berjalan ke sana ke mari.
Ketika ibunya pulang, ibunya sangat terkejut ketika tahu bahwa putrinya tidak belanja barang-barang kebutuhan dapur. Ketika ia bertanya tentang hal itu, putrinya mengatakan bahwa ia tidak tahu mau beli apa. Selama ini ibunya sudah memenuhi dapur dengan belanjaannya. Ia tinggal memasak. Jadi dunia gadis itu hanya sekitar dapur. Ia tidak mengerti kalau di pasar itu lebih banyak barang-barang kebutuhan yang dijual daripada yang ada di dapur rumahnya.
Ada orang yang dunianya sangat sempit. Ada yang dunianya selebar meja tulisnya. Ada yang dunianya seluas rumah dan halaman rumahnya. Tetapi ada juga yang dunianya itu seluas jagat raya ini. Tak terhingga. Mengapa ini bisa terjadi? Karena orang yang punya dunia seluas jagat raya itu selalu membuka diri terhadap berbagai informasi. Ia juga mau mencari informasi yang berguna bagi dirinya sendiri. Ia tidak tinggal diam saja di tempat dan membiarkan dunia informasi datang mempengaruhinya.
Kisah tadi menunjukkan bahwa suatu dunia yang sempit itu membuat orang memiliki gerak hidup yang terbatas. Pengetahuan pun terbatas. Karena itu, ketika orang mesti keluar ke dunia yang lebih luas, orang mengalami kesulitan. Orang mengalami kebingungan. Tentu saja hal seperti ini tidak menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Karena itu, orang mesti berani untuk berpetualang. Orang tidak bisa hanya terkungkung dalam dunia yang sempit. Di sekitar kita ada gunung, lembah, dataran dan lautan yang membentang. Semua itu menanti kita untuk kita jelajahi. Bukan hanya untuk bersenang-senang. Tetapi lebih-lebih untuk mengalami betapa dalam dan luasnya kasih Tuhan kepada manusia.
Tuhan telah menyediakan semua itu untuk kita garap. Tuhan menyediakan semua itu bagi kesejahteraan hidup kita. Tuhan menciptakan semua itu, agar manusia memiliki kehidupan yang layak.
Sebagai orang beriman, mari kita membuka diri kita lebar-lebar terhadap berbagai hal yang ada di sekitar kita. Kita serap semua itu demi kesejahteraan hidup kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi orang-orang yang mampu bersyukur kepada Tuhan atas semua yang telah dianugerahkanNya kepada kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
480
Suatu hari, ia diminta oleh ibunya untuk berbelanja ke pasar untuk kebutuhan dapur mereka. Biasanya sang ibu yang belanja. Namun kali itu sang ibu berhalangan. Apa yang dilakukan gadis itu? Setelah di pasar, ia bingung tidak tahu mau buat apa. Ia tidak bisa memilih apa yang semestinya ia beli untuk kebutuhan dapur. Ia juga tidak tahu harga sayu-sayuran. Jadi ia memilih untuk pulang daripada kebingungan berjalan ke sana ke mari.
Ketika ibunya pulang, ibunya sangat terkejut ketika tahu bahwa putrinya tidak belanja barang-barang kebutuhan dapur. Ketika ia bertanya tentang hal itu, putrinya mengatakan bahwa ia tidak tahu mau beli apa. Selama ini ibunya sudah memenuhi dapur dengan belanjaannya. Ia tinggal memasak. Jadi dunia gadis itu hanya sekitar dapur. Ia tidak mengerti kalau di pasar itu lebih banyak barang-barang kebutuhan yang dijual daripada yang ada di dapur rumahnya.
Ada orang yang dunianya sangat sempit. Ada yang dunianya selebar meja tulisnya. Ada yang dunianya seluas rumah dan halaman rumahnya. Tetapi ada juga yang dunianya itu seluas jagat raya ini. Tak terhingga. Mengapa ini bisa terjadi? Karena orang yang punya dunia seluas jagat raya itu selalu membuka diri terhadap berbagai informasi. Ia juga mau mencari informasi yang berguna bagi dirinya sendiri. Ia tidak tinggal diam saja di tempat dan membiarkan dunia informasi datang mempengaruhinya.
Kisah tadi menunjukkan bahwa suatu dunia yang sempit itu membuat orang memiliki gerak hidup yang terbatas. Pengetahuan pun terbatas. Karena itu, ketika orang mesti keluar ke dunia yang lebih luas, orang mengalami kesulitan. Orang mengalami kebingungan. Tentu saja hal seperti ini tidak menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Karena itu, orang mesti berani untuk berpetualang. Orang tidak bisa hanya terkungkung dalam dunia yang sempit. Di sekitar kita ada gunung, lembah, dataran dan lautan yang membentang. Semua itu menanti kita untuk kita jelajahi. Bukan hanya untuk bersenang-senang. Tetapi lebih-lebih untuk mengalami betapa dalam dan luasnya kasih Tuhan kepada manusia.
Tuhan telah menyediakan semua itu untuk kita garap. Tuhan menyediakan semua itu bagi kesejahteraan hidup kita. Tuhan menciptakan semua itu, agar manusia memiliki kehidupan yang layak.
Sebagai orang beriman, mari kita membuka diri kita lebar-lebar terhadap berbagai hal yang ada di sekitar kita. Kita serap semua itu demi kesejahteraan hidup kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi orang-orang yang mampu bersyukur kepada Tuhan atas semua yang telah dianugerahkanNya kepada kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
480
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.