Pages

05 Agustus 2010

Menghargai Kehidupan Manusia

Seorang anak mengadu kepada ayahnya, ”Ayah, mengapa ayah lebih perhatikan adik saya?”

Ayahnya tersenyum mendengar pertanyaan anaknya. Lantas ia berkata kepadanya, ”Nak, sebenarnya ayah perhatikan kalian semua. Kamu dan kakakmu adalah anak-anak yang sangat ayah sayangi. Demikian pula adikmu. Bedanya, adikmu butuh perhatian yang lebih. Ia memiliki kelainan pada jantungnya.”

Anak itu terdiam. Ia mengerti akan kata-kata ayahnya. Namun ia tetap mengajukan pertanyaan lagi, ”Kami semua sudah mengerti tentang itu. Tetapi kenapa ayah selalu menomorsatukan dia?”

Ayahnya tersenyum. Lantas ia berkata, ”Ayah tahu apa yang kamu inginkan. Kamu menginginkan keadilan dari ayah. Tetapi ini persoalannya bukan adil atau tidak adil. Ini soal nyawa adikmu. Jadi ayah minta kamu mau sungguh-sungguh mengerti tentang hal ini.”

Sang anak menganggukkan kepalanya. Ia mengerti apa yang menjadi konsern ayahnya. Kalau sudah berkenaan dengan nyawa, ia akan menyerah. Itulah yang semestinya diperjuangkan setiap insan di muka bumi ini.

Nyawa manusia itu sangat berharga. Tidak ada yang lebih tinggi nilainya daripada kehidupan. Hanya manusia yang egois yang menempatkan nyawa manusia lebih rendah. Manusia yang normal selalu menempatkan kehidupan di atas segala-galanya.

Kisah tadi mau menunjukkan kepada kita bahwa kepedulian terhadap kehidupan mesti didahulukan. Apa pun yang terjadi, kehidupan itu tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup ini. Hanya dengan memberi penghargaan yang tinggi terhadap kehidupan, orang dapat memaknai dengan lebih mendalam kehidupan ini.

Peristiwa perang dan bom yang dialami bangsa manusia menunjukkan penghargaan yang begitu rendah terhadap kehidupan. Manusia ingin memusnahkan kehidupan sesamanya. Manusia tidak suka melihat kehadiran sesamanya. Hal ini terjadi karena manusia kurang menyadari makna kehidupan. Atau manusia menempatkan egoismenya terlalu tinggi. Manusia hanya mau menang sendiri. Orang lain boleh-boleh saja dikorbankan demi kepentingan egoismenya.

Tentu saja situasi seperti ini berbahaya dalam kehidupan bersama. Manusia tidak saling memandang. Manusia tidak saling memberikan rasa hormat lagi. Karena itu, orang mesti mengubah pandangannya tentang kehidupan ini. Orang mesti berani menempatkan nilai-nilai kehidupan di atas segala-galanya.

Sebagai orang beriman, kita semua dipanggil untuk memberikan penghargaan yang tinggi terhadap nilai-nilai kehidupan. Dengan demikian, kita dapat saling memberikan penghormatan terhadap hidup kita masing-masing. Kita dapat menjadi orang-orang yang mampu membantu sesama kita untuk bertumbuh dan berkembang dalam kasih kepada Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


460

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.