Seorang gadis melepaskan kesempatan yang begitu berharga baginya untuk membangun karier yang lebih baik. Ia ditawari untuk bekerja di perusahaan asing yang punya prospek yang sangat besar. Bahasa Inggrisnya sempurna. Ilmu dia punya. Tetapi yang membuat ia melepaskan kesempatan itu adalah hal sepele: ia tidak mau jauh dari keluarganya.
Terhadap keputusannya itu, banyak orang menganggapnya sebagai suatu kebodohan. Apalagi ketika mereka mendengar alasannya yang sepele itu. Tetapi baginya, itulah cara terbaik baginya untuk tetap dekat dengan orangtuanya. Ia lebih mencintai orangtuanya daripada membangun karier bagi dirinya sendiri. Ia memilih untuk tidak mempunyai apa-apa.
Banyak orang membutuhkan pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya. Banyak orang ingin agar kariernya menanjak, sehingga mereka dapat membangun kehidupan yang lebih baik. Bagi mereka, kesempatan yang ada mesti direbut. Tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja. Kesempatan itu hanya datang sekali. Ia tidak datang untuk kedua kali.
Kesempatan itu adalah waktu, karena ia hanya datang satu kali. Setelah itu, ia berlalu ketika orang tidak menggunakannya dengan baik. Karena itu, orang mesti menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya dan sebanyak mungkin untuk kehidupan ini. Orang tidak boleh membiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja. Menyia-nyiakan kesempatan hanyalah suatu kebodohan dalam hidup.
Kisah gadis tadi menunjukkan lemahnya iman seseorang. Orang yang punya iman itu orang yang mampu menghadapi tantangan jaman. Orang yang berani meninggalkan kelekatan dirinya dengan hal-hal di sekitarnya. Orang yang mampu menggunakan kemampuannya untuk membangun hidup yang lebih baik bagi kesejateraan dirinya dan sesama.
Karena itu, kesempatan adalah peluang yang dapat segera diambil untuk membangun hidup yang lebih baik. Kesempatan itu keluasan yang membuka jalan-jalan baru bagi masa depan yang terang benderang. Orang yang melewatkan kesempatan begitu saja akan mengalami penyesalan dalam hidupnya. Peluang itu berlalu bersama waktu. Tidak akan kembali lagi.
Di hadapan kita berjajar pintu-pintu kesempatan yang terbuka lebar. Kita mesti masuk ke dalam pintu-pintu itu. Kita rebut kesempatan itu untuk membangun suatu kehidupan yang lebih baik. Jangan kita hanya menonton dan mengagumi kesempatan-kesempatan itu. Kita maju dan menggunakannya untuk kebahagiaan diri kita.
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa berusaha untuk merebut peluang-peluang yang berhamburan di depan mata kita. Peluang-peluang itu menjadi bekal bagi kita dalam perjalanan menuju kesejahteraan bagi hidup kita. Namun orang beriman mesti berpikir tentang hidup sesamanya. Orang beriman mesti peduli terhadap lingkungan hidupnya. Sesama bukanlah musuh yang mesti ditaklukkan, tetapi sesama adalah teman seperjalanan menuju kesuksesan. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
481
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.