Ada seorang pemuda yang sangat aktif dalam berbagai organisasi. Ia rela mengikuti organisasi itu untuk memenuhi keinginan hatinya. Ia ingin tenang dalam hidupnya. Ia ingin, agar ia dapat menemukan kebahagiaan dan damai dalam hidupnya.
Tetapi suatu ketika, ia sangat kecewa terhadap ketua dari sebuah organisasi yang diikutinya. Ia tidak habis pikir, mengapa ketua itu merendahkan dirinya di hadapan orang banyak. Ia pun memutuskan untuk keluar dari organisasi itu. Ia membenci ketua dan pengurus-pengurusnya. Ia tidak suka dengan cara kerja dan cara hidup mereka.
Baginya, organisasi itu tidak memenuhi keinginannya. Hatinya tidak tenang. Damai tidak ia temukan dalam hidupnya. Karena itu, ia menjadi sangat kecewa. Ia tidak mau lagi mengikuti organisasi mana pun. Ia kapok.
Beberapa waktu kemudian, seorang temannya mengajaknya untuk kembali terlibat dalam sebuah organisasi. Tetapi ia tetap menolak. Ia tidak ingin kecewa lagi. Ia tidak ingin disakiti hatinya lagi.
Hidup ini punya banyak warna-warni. Kadang kita mengalami hidup yang enak dan menyenangkan. Tetapi kadang kita mengalami hidup yang kurang menyenangkan. Ada saja hal-hal yang membuat hati kita tidak damai. Mungkin kata-kata orang yang kita rasakan pedas, sehingga menyakitkan hati kita. Mungkin ada yang tidak sengaja menyinggung perasaan kita.
Kalau kita belajar untuk menerima keadaan diri dan keadaan di sekitar kita, tentu kita akan mengalami damai dan bahagia dalam hidup ini. Singgungan-singgungan yang terasa menyengat di telinga kita bisa menjadi suatu semangat yang memacu hidup kita. Kita dapat menjadikannya pemicu untuk membangkitkan semangat hidup kita yang loyo.
Sayang, banyak orang kurang menyadarinya. Banyak orang lebih gampang tersinggung. Banyak orang lebih mudah dikuasai oleh emosi. Akibatnya, hidup menjadi lebih suram. Orang tidak mengalami sukacita dan bahagia dalam hidupnya. Banyak hal negatif dapat terjadi dalam hidup orang seperti ini.
Karena itu, yang mesti dilakukan adalah orang mesti berani menghadapi situasi yang ada. Orang mesti berusaha untuk mengendalikan diri. Orang mesti menggunakan akal sehatnya, agar hidup ini menjadi lebih baik. Kalau orang ingin menemukan kebahagiaan dalam hidup, orang mesti berani berhadapan dengan tantangan hidup. Artinya, orang tidak melarikan diri dari tantangan-tantangan yang ada. Apa pun resikonya, orang mesti berani menghadapinya.
Kita diajak untuk senantiasa berusaha untuk menghadapi hidup ini secara baik dan benar. Kebahagiaan yang kita rajut dalam hidup ini kadang-kadang mengalami tantangan. Orang yang berani menghadapinya biasanya akan menemukan kebahagiaan dan damai dalam hidupnya. Tuhan memberkati. **
Pertanyaan-pertanyaan Refleksi:
1. Sampai sejauh mana keterlibatan Anda dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat?
2. Apa yang mendorong Anda untuk terlibat?
3. Mengapa Anda mau terlibat dalam kehidupan bersama?
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
409
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.