Pages

12 Juni 2010

Mensyukuri Kebaikan Tuhan

Ada seorang janda yang kehilangan putranya. Putranya itu meninggal dalam suatu kecelakaan lalulintas. Ia sangat mengasihi anaknya itu. Ia sangat menderita begitu melihat jenasah putranya. Baginya, putranya itu tumpuan harapan hidupnya. Putranya itu bekerja untuk menghidupi dirinya dan seorang putrinya yang masih sekolah. Tetapi kenapa Tuhan begitu cepat memanggilnya?

Dalam kesedihannya yang mendalam itu, ibu itu akhirnya mau menerima kenyataan itu. Ia harus berpisah dengan putranya. Sekarang ia mesti mengandalkan dirinya sendiri. Ia tidak perlu putus asa. Ia tidak perlu tenggelam dalam kesedihan yang terus-menerus. Ia mesti memasrahkan dirinya pada yang kuasa.

Dengan cara seperti itu, janda itu menemukan kebahagiaan dan sukacita dalam hidupnya. Ia memusatkan perhatiannya pada usaha-usaha untuk menyejahterakan keluarga. Ia berhasil. Dari usaha sebuah warung kopi yang laris manis, ia berhasil membiayai putrinya sampai perguruan tinggi.

Tentang kesuksesannya itu, ia berkata, ”Ini semua bukan semata-mata karena usaha saya. Ini semua karena rahmat Tuhan. Tuhan begitu baik kepada saya. Tuhan memberikan jalan keluar yang sangat tepat untuk saya. Terima kasih, Tuhan.”

Hidup itu suatu perjuangan. Paling tidak prinsip ini dipegang oleh sejumlah orang untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Menurut mereka, kalau orang tidak mau berusaha dan berjuang, orang akan menjadi manusia biasa-biasa saja. Orang tidak akan menjadi manusia super. Manusia yang istimewa. Karena itu, mereka tidak pernah berhenti berusaha.

Bagi mereka, Tuhan terlibat dalam usaha-usaha itu. Tuhan memberikan tuntunan agar mereka menemukan kebahagiaan dan sukacita dalam hidup ini. Untuk itu, mereka mensyukuri setiap rahmat yang mereka terima dari Tuhan. Mengapa mereka mesti bersyukur? Karena hidup ini milik Tuhan. Apa pun hasil yang mereka peroleh, semua itu milik Tuhan. Manusia hanya dipercaya oleh Tuhan untuk mengelola milik Tuhan itu.

Apa sikap orang beriman terhadap setiap bentuk dari kasih karunia Tuhan? Tidak dapat disangkal bahwa ada orang yang tega menyombongkan kesuksesannya. Ada orang yang merasa bahwa kesuksesan yang dicapainya itu merupakan usahanya sendiri. Karena itu, mereka lupa dari mana asal muasal kesuksesan mereka itu. Biasanya orang yang sombong itu tidak akan lama bertahan. Mereka akan hancur oleh keangkuhan mereka sendiri.

Karena itu, kita mesti memiliki kerendahan hati. Ketika orang rendah hati, orang mampu menerima setiap bentuk kesuksesan yang mereka capai. Bahkan orang mampu menerima setiap kegagalan yang mereka alami. Bagi mereka, hanya Tuhan yang mampu memberi mereka rahmat untuk mengalami kesuksesan dalam hidup ini. Belajar dari janda yang kehilangan putranya itu, mari kita berusaha untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan atas semua kebaikanNya. Tuhan memberkati. **



Pertanyaan-pertanyaan Refleksi:

1. Apakah Anda merasakan keterlibatan Tuhan dalam hidup Anda?

2. Bagaimana Anda mensyukuri kebaikan Tuhan dalam hidup Anda?

3. Mengapa Anda mesti mensyukuri kebaikan Tuhan itu?



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

406



Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.