Pages

09 Juni 2010

Menyadari Hadirnya Tuhan dalam Hidup


Suatu hari seorang gadis menyusuri tepi sebuah danau. Ia begitu terpesona oleh alam yang begitu indah. Burung-burung yang beterbangan menjadi suatu pemandangan yang indah baginya. Sementara ikan-ikan yang berenang kian ke mari memberinya inspirasi tentang betapa Tuhan begitu mengasihi manusia. Ia pun ingin menikmati keindahan sore itu.

Ia berkata, “Tuhan begitu baik kepada manusia. Tuhan memberikan keindahan bagi hidup manusia. Tuhan sungguh-sungguh hidup dalam diri manusia.”

Namun yang membuat ia heran adalah mengapa masih saja ada kekerasan dalam hidup ini. Mengapa manusia kurang saling menghargai? Mengapa selalu ada benci dan dendam dalam hidup manusia? Mengapa manusia mengalami penderitaan dalam hidup ini? Mengapa ada orang yang hidup tidak sesuai dengan ajaran Tuhan?

Namun gadis itu tetap yakin bahwa kebaikan Tuhan tak terbatas. Kebaikan Tuhan itu ia rasakan sendiri dalam perjalanan hidupnya sehari-hari. Karena itu, ia tetap menaruh harapan pada Tuhan atas setiap suka dan duka dalam hidupnya. Ia menyerahkan seluruh hidupnya ke dalam kuasa Tuhan. Ketika ia mengalami penderitaan dalam hidupnya, ia tidak menyalahkan Tuhan. Ia tidak membenci Tuhan. Justru ia semakin memberikan hidupnya kepada kuasa Tuhan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ada orang yang begitu mudah melimpahkan kekesalan hidup pada Tuhan atau orang lain. Istilahnya adalah lempar batu sembunyi tangan. Orang tidak mau bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya. Kesalahan yang dibuatnya sendiri, tetapi Tuhan atau orang lain menjadi sasaran tembak. Benarkah hal ini?

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan begitu baik. Tuhan yang menciptakan manusia itu tetap melindungi manusia. Tuhan tidak ingin membuat hidup manusia itu celaka. Karena itu, apa yang mesti dilakukan manusia adalah sikap syukur atas kebaikan Tuhan itu.

Artinya, manusia mesti senantiasa bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. Perbuatan baik atau buruk yang telah dilakukan itu mesti berada di bawah tanggung jawabnya. Bukan hanya mau menikmati perbuatan yang baik, tetapi menolak bertanggungjawab ketika mengalami penderitaan dalam hidup ini.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa bertanggung jawan atas apa yang kita perbuat. Lempar batu sembunyi tangan bukan cara hidup orang beriman. Orang beriman mesti senantiasa menunjukkan dalam hidupnya bahwa Tuhan mengasihinya. Tuhan tidak pernah meninggalkannya berjuang sendirian di dunia ini.

Mari kita berusaha untuk senantiasa menemukan kebaikan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat meneruskan perjalanan hidup ini dengan baik. Kita yakin bahwa Tuhan akan tetap terlibat dalam hidup ini. Karena itu, kita mesti selalu membuka hati kita lebar-lebar bagi hadirnya Tuhan dalam hidup kita. Kita mesti menyerahkan hidup ke dalam kuasa Tuhan, sehingga kita dapat mengalami sukacita dan bahagia dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Pertanyaan Refleksi:

1. Mengapa Tuhan kurang Anda rasakan hadir dalam diri Anda?

2. Apa mesti Anda buat agar Tuhan dapat Anda temukan dalam hidup Anda sehari-hari?



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

403


Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.