Pages

27 Juni 2010

Mengampuni Itu Membahagiakan Hati



Ada seorang ibu yang begitu mudah melupakan kesalahan dan dosa sesamanya. Setiap kali sesamanya melakukan kesalahan, ia selalu mengampuni dan kemudian melupakan kesalahan itu. Baginya, tidak ada gunanya mengingat-ingat kesalahan orang lain. Kesalahan orang lain yang diingat-ingat itu hanya menjadi beban bagi dirinya. Padahal ia sudah punya banyak hal yang mesti ia ingat dan pikirkan.

Namun alasan yang paling kuat adalah ia hanya mau mengenang kebaikan-kebaikan sesamanya. Ia merasakan begitu banyak kebaikan dari sesamanya. Karena itu, ketika sesamanya itu melakukan kesalahan terhadapnya, ia mesti mengampuni dan kemudian melupakannya. Ia ingin agar sesamanya itu memperoleh kebahagiaan dengan pengampunan yang diberikannya itu.

Dengan cara begitu, ia menemukan sukacita dan damai dalam hidupnya. Ia merasakan ada ketenangan dalam dirinya. Ada suasana yang menghibur diri hatinya. Ada sesuatu yang dapat menjadi pegangan dalam hidupnya. Ibu itu menjadi orang yang menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Ia punya banyak teman. Ia diterima oleh setiap orang yang dijumpainya.

Kita hidup dalam dunia yang lebih dikuasai oleh kebencian dan balas dendam. Ketika ada yang melakukan kesalahan sulit sekali ada kata ampun. Lebih mudah menjerumuskannya ke dalam kesulitan. Lebih gampang menghindarinya daripada menerimanya, agar ia dapat memperbaiki hidupnya. Lebih mudah membalas kesalahan dengan kesalahan.

Mengapa situasi seperti ini menjadi bagian dari hidup manusia? Karena orang kurang punya cinta. Orang lebih mengandalkan egoisme dan cinta diri yang berlebihan. Akibatnya, hidup ini menjadi hambar. Orang hidup, tetapi kurang punya semangat untuk berbakti bagi sesamanya. Orang kehilangan daya untuk menumbuhkan rasa cinta dan sayang terhadap sesamanya.

Apa yang mesti dibuat? Kisah ibu tadi mau mengingatkan kita untuk mendahulukan pengampunan daripada usaha balas dendam. Mengampuni dan tidak mengingat lagi kesalahan orang lain ternyata menumbuhkan rasa damai dan sukacita. Orang dapat terbebas dari beban hidup. Orang menemukan keutuhan hidupnya. Orang menemukan makna hidup yang sangat mendalam, karena cinta yang diberikan dengan tanpa mengharapkan balasannya.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk terus-menerus mengampuni dan melupakan kesalahan sesama. Dengan demikian, kita menemukan sukacita dan damai dalam hidup ini. Kita dapat memberikan dukungan dan semangat hidup kepada sesama yang bersalah kepada kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


421

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.