Pages

06 Juni 2010

Kemauan dan Kerja Keras

Suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang pemuda desa. Di belakang rumah pemuda ini terdapat dua hektar pohon karet. Sekitar jam lima pagi ia sudah mulai menderes karet. Ia baru berhenti, ketika jam menunjuk angka delapan.

“Inilah gaya hidup saya. Ini sudah menjadi bagian hidup saya. Saya tidak tahu kapan saya akan berhenti melakukan ini,” kata pemuda itu.

Hasil deresan karetnya lumayan. Ia bisa menghidupi kedua orangtuanya yang sudah tua renta. Dua orang adiknya ia biaya kuliahnya di perguruan tinggi. “Saya sudah melakukan pekerjaan ini sejak saya masih duduk di bangku SD kelas empat. Jadi bukan hal baru lagi bagi saya,” kata pemuda itu.

Ia mengaku, ia mengambil alih pekerjaan ayahnya ketika ia berusia lima belas tahun. Ketika itu ayahnya jatuh sakit. Ayahnya tidak bisa bekerja lagi. Sedangkan kedua kakaknya sudah duduk di bangku SMA. Mereka butuh biaya untuk studi lanjut. Jadilah ia berkorban untuk kehidupan keluarganya. Ia pun mulai berkelahi dengan waktu. Bangun pagi-pagi ketika teman-teman sebayanya masih menikmati tidur.

“Yah, mau apalagi?! Saya harus berkorban. Saya tidak sekolah tinggi-tinggi tidak apa-apa. Yang penting kedua kakak saya itu punya masa depan yang baik. Masa depan saya, ya di pohon-pohon karet ini,” kata pemuda itu dengan suara yang tegar.

Pemuda itu tidak punya rasa sesal atas apa yang ia lakukan. Bahkan ia merasa bangga. Pengorbanannya tidak sia-sia. Kedua kakaknya memiliki pekerjaan yang baik untuk membangun masa depan mereka. Meski mereka jarang pulang ke kampung, ia selalu membanggakan mereka. Kadang-kadang mereka mengirim uang untuk biaya tambahan bagi kedua orangtua mereka.

Menurut pemuda itu, kunci dari kesuksesannya adalah kemauan dan kerja keras. “Kalau kita mau bekerja keras, Tuhan pasti beri jalan. Bekerja keras itu bagian dari iman. Percuma orang beriman, tetapi malas-malasan dan mudah putus asa,” kata pemuda itu dengan suara yang mantap.

Kemauan dan kerja keras merupakan kunci keberhasilan. Siapa pun yang ingin memetik buah-buah kesuksesan, dia mesti rela menyingsingkan lengan baju. Darahnya mesti ia relakan untuk dihisap nyamuk-nyamuk.

Setiap hari kita bekerja keras untuk hidup kita. Mungkin ada yang sudah memetik hasil dari kerja kerasnya itu. Ada yang belum. Semua itu mau kita syukuri, karena Tuhan senantiasa menyertai mereka yang mau berjuang untuk hidupnya dan hidup sesama. Tuhan memberkati. **





Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

399

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.